Mohon tunggu...
Rokhman
Rokhman Mohon Tunggu... Guru - Menulis, menulis, dan menulis

Guru SD di Negeri Atas Awan

Selanjutnya

Tutup

Worklife Pilihan

Tenaga Honorer dan Mundurnya Ratusan Calon ASN

1 Juni 2022   16:33 Diperbarui: 1 Juni 2022   16:36 278
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
sumber gambar : liputan6.com

Ada hal menarik di balik mundurnya ratusan pelamar yang telah dinyatakan lolos seleksi ASN. Padahal mereka yang lolos seleksi telah melalui proses panjang dan tidak mudah. Seperti kita ketahui, ketika pemerintah membuka lowongan CPNS atau ASN biasanya peminatnya mbludag. Para pencari kerja berbondong-bondong mencoba peruntungan dengan mengikuti seleksi ASN. 

BKN menyatakan bahwa per 20 Mei 2022 terdapat Calon Pegawai Negeri Sipil (CPNS) memutuskan mengundurkan diri setelah lolos seleksi tahap akhir. Kepala Biro Hukum Humas dan Kerjasama BKN Satya Pratama menyatakan total CPNS yang lolos seleksi pada periode tersebut sebanyak 112.514 orang. "Alasannya pengunduran diri macam-macam seperti tidak cocok dengan gaji, tidak termotivasi, dan masalah penempatan, jelas Satya seperti dikutip SNNIndonesia.com.

Apapun alasannya hal itu menjadi tanda tanya besar bagi kita semua. Pasti mereka sudah tahu risiko seorang PNS sebelum mengikuti proses seleksi. Seharusnya ketika sudah mengikuti proses seleksi yang cukup panjang dan menyisihkan banyak orang dan tentu dengan biaya besar seharusnya bisa menunjukkan komitmen untuk bisa mengabdi kepada negara.

Di sisi lain kadang kita melihat pemandangan tenaga honorer yang sangat memprihatinkan khususnya di sekolah. Namanya saja tenaga honorer mereka tidak mendapat gaji tetapi hanya mendapat uang honor (penghormatan) yang jauh dari layak.

Bahkan dahulu ketika di sekolah belum ada dana BOS tenaga wiyata atau honorer hanya mendapat belas kasihan dari guru atau karyawan tetap. Guru dan karyawan yang sudah berstatus PNS secara sukarela iuran untuk memberikan sekadar uang sabun (istilahnya) kepada tenaga honorer di sekolahnya.

Jika yang menjadi ukuran masalah gaji dan penempatan sebaiknya jangan coba-coba ikut seleksi CASN. Mengapa? Ikut seleksi CASN mestinya sudah mempertimbangkan segala sesuatunya terutama tentang gaji dan lokasi penempatan nantinya sehingga tidak ada rasa penyesalan.

Saya ingat betul ketika awal ditempatkan sebagai CPNS guru tahun 90-an. Kebetulan saya ditempatkan di wilayah pegunungan yang masih sepi dan jauh dari kota. Masyarakatnya rata-rata hidup sebagai petani sayuran. Hasil pertanian yang dibudidayakan adalah tembakau, kobis, wortel, kentang, dan aneka jenis sayuran lainnya.

Di awal-awal bertugas saya merasa tersiksa dan tidak betah. Saya yang cukup lama hidup di kota tiba-tiba harus menyesuaikan diri dengan suasana desa di pucuk gunung yang belum ada aliran listrik. Dingin, sepi, dan terasa asing.

Di samping itu, saya melihat kehidupan masyarakat yang cukup kontras. Dengan harga sayur-mayur khususnya kentang yang tinggi waktu itu masyarakat bisa hidup mewah. Mereka mampu membeli barang-barang mahal dan membangun rumah megah.

Namun di sisi lain kesadaran untuk menyekolahkan anak masih rendah, Ada anggapan yang keliru di tengah masyarakat bahwa tidak sekolah pun mereka bisa kaya. Kalau pun mereka menyekolahkan anak hingga perguruan tinggi setelah lulus sarjana mereka kembali menjadi petani. Mereka tidak tertarik hidup di kota atau menjadi pegawai negeri.

Hidup di lingkungan dengan tanah yang subur dan sumber air melimpah seakan semua kebutuhan terpenuhi. Tak jarang masyarakat patungan membangun sendiri infrastruktur yang mereka butuhkan seperti membangaun jalan desa dan sebagainya.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Worklife Selengkapnya
Lihat Worklife Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun