Mohon tunggu...
Rokhman
Rokhman Mohon Tunggu... Guru - Menulis, menulis, dan menulis

Guru SD di Negeri Atas Awan

Selanjutnya

Tutup

Hobby Pilihan

Ingin Menjadi Penulis tapi Malas Membaca, Bisakah?

8 Januari 2021   13:12 Diperbarui: 8 Januari 2021   13:34 826
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Suatu hari ada teman guru bertanya, "Bagaimana cara agar bisa menulis setiap hari? Saya ingin belajar menulis, tapi malas membaca. Bisakah?" Pertanyaan seperti itu beberapa kali saya terima baik lewat pesan singkat melalui HP atau ketika ada momen bertemu dalam suatu acara.

Membaca dan menulis tak ubahnya seperti saudara kembar. Tidak bisa dipisahkan. Informasi perihal korelasi antara membaca dan menulis sangat mudah kita temukan di internet. Tinggal klik mesin pencarian, tara ... bermunculan artikel yang membahas hubungan keduanya.

Ada pula yang mengibaratkan korelasi antara membaca dan menulis seperti teko. Teko hanya bisa menuangkan air, apabila sebelumnya sudah diisi air. Jika teko itu kosong, bagaimana bisa menuangkan air?

Maksudnya, sebelum kita menulis, usahakan 'isi kepala' dengan berbagai pengetahuan melalui kegiatan membaca. Pengetahuan itulah yang nantinya bisa dituangkan menjadi tulisan.

Namun demikian seseorang yang gemar membaca tidak otomatis menjadi penulis. Tetapi sebaliknya, orang yang ingin menjadi penulis, dituntut untuk memiliki kebiasaan membaca yang baik. Bagaimana dengan pertanyaan di atas? "Bisakah menjadi penulis, tetapi malas membaca?"

Jawabannya, bisa! Pertanyaan tersebut juga tidak salah. Justru orang tersebut dengan kejujurannya menyampaikan apa yang dirasakan. Bisa jadi pertanyaan itu mewakili banyak orang. Permasalahannya hanya ada pada membaca sebab dia memiliki keinginan untuk menulis.

Setidaknya dua teman saya sudah membuktikan. Saat ini dia rajin menulis setiap hari. Bahkan lebih rajin dari saya. Keduanya tercatat sebagai peserta tantangan menulis 365 hari tanpa jeda atau satu tahun penuh. Satu sudah berhasil menembus hari ke-300 dan satunya lagi mendekati hari ke-100.      

Dalam kasus ini, yang perlu dibangun adalah mindset tentang membaca. Sebenarnya teman saya tersebut tidak malas membaca tetapi mempunyai pemahaman yang keliru tentang membaca. Membaca hanya dimaknai dengan membaca buku atau koran.

Jika demikian, membaca dipandang hanya buang-buang waktu. Akibatnya, animo membaca menjadi berkurang. Padahal di era kekinian membaca bisa menjadi kegiatan yang mengasyikkan. Caranya?

Ubah cara pandang kita tentang membaca. Hilangkan image bahwa membaca itu identik dengan buku tebal dan koran berlembar-lembar, Apalagi jika yang dibayangkan buku-buku tebal yang dipajang di perpustakaan.

Saat ini dengan perangkat gawai yang selalu di tangan, membaca bisa dilakukan kapan saja dan di mana saja. Membaca bisa dilakukan di media sosial. Berawal dari situ, diharapkan minat membaca akan tumbuh. Jika ingin mendapatkan informasi yang lebih lengkap bukan tidak mungkin akan mencari buku atau referensi lainnya.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Hobby Selengkapnya
Lihat Hobby Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun