Mohon tunggu...
Rokhman
Rokhman Mohon Tunggu... Guru - Menulis, menulis, dan menulis

Guru SD di Negeri Atas Awan

Selanjutnya

Tutup

Hobby

Inilah Manfaat Menulis yang Saya Rasakan

13 Juli 2020   08:48 Diperbarui: 13 Juli 2020   09:37 48
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Antara ngomong dan menulis memiliki kesamaan, yakni sama-sama mengeluarkan ide atau pendapat. Bedanya, kalau ngomong mengeluarkan ide melalui lisan atau isyarat/gerakan. Menulis mengeluarkan gagasan melalui lisan.

Pada umumnya, orang lebih gampang mengeluarkan gagasan dengan omongan dibanding dengan tulisan. Orang cenderung buntu ketika disuruh untuk menulis. Hal ini wajar karena sejak lahir sebagian besar manusia diajari ngomong lebih dulu. Seseorang baru belajar menulis pada usia tertentu. Usia yang dipandang matang untuk itu.

Saya merasa bersyukur karena meskipun belum layak disebut penulis tetapi mempunyai hobi menulis. Setidaknya dengan kegemaran ini saya mendapatkan banyak manfaat. Apa saja manfaat yang saya rasakan? Berikut uraiannya.

Pertama, menulis bagi saya sebagai sarana untuk berbagi ide atau gagasan. Saya yakin setiap orang pasti memiliki ide atau gagasan yang ingin diungkapkan kepada orang lain. Tak hanya diungkapkan, mungkin juga agar orang lain mau mendengar atau ikut menyetujui gagasan kita.

Namun, masing-masing orang punya cara tersendiri untuk menyampaikan ide atau gagasan itu. Ada yang mahir lewat ucapan atau bahasa lisan saja, ada yang lewat tulisan saja ada pula yang mahir lewat kedua-duanya meskipun terbilang jumlahnya.

Kedua, menulis bisa menjadi obat untuk menghilangkan kebosanan. Setiap orang pada saat-saat tertentu pasti pernah mengalami kebosanan dalam menjalani irama kehidupan. Apalagi bagi mereka yang mempunyai rutinitas yang itu-itu saja. Pagi masuk kerja, sore bahkan hingga larut malam baru pulang kerja. Rutinitas itu dijalani secara berulang hingga tua atau saat pensiun tiba.

Bagi saya menulis bisa digunakan sebagai sarana mengusir kejenuhan itu. Melalui tulisan apa yang menjadi unek-unek bisa ditumpahkan. Setidaknya bisa sedikit mengurangi beban dalam dada. Perasaan akan lega dan lebih ceria dan selanjutnya lebih bersemangat untuk beraktivitas kembali.

Ketiga, untuk pengembangan karier. Ini yang sebenarnya tidak saya perkirakan sebelumnya. Mengapa? Karena kebanyakan teman guru ketika sudah menduduki jenjang jabatan Guru Pembina. IV/a sudah tidak semangat lagi. Mereka tinggal menghabiskan waktu menunggu saat pensiun tiba.

Sebagian besar tidak berpikir untuk mengusulkan kenaikan pangkat ke jenjang berikutnya. Mereka sudah menyerah sebelum bertanding. Kendalanya karena terbentur kententuan syarat penulisan karya ilmiah. Lagi-lagi alasannya karena malas untuk menulis.

Sebenarnya saya juga merasakan hal yang sama. Saya terpengaruh oleh sebagian teman yang tidak memikirkan untuk mengurus kenaikan pangkat. Namun, suatu hari saya ditugaskan untuk mengikuti lomba penulisan laporan penelitian tindakan kelas (PTK). Dari lomba itu ternyata saya masuk nominasi tiga besar.

Sebagai penghargaan, PTK yang lolos dihargai dengan angka kredit sebagai persyaratan untuk kenaikan pangkat. Maka, saya pun termotivasi untuk melengkapi kekurangan angka kredit yang diperlukan. Berawal dari lomba itu akhirnya sedikit demi sedikit saya bisa mengumpulkan angka kredit minimal untuk kenaikan pangkat. Meskipun membutuhkan waktu hingga delapan tahun.

Begitulah sedikit manfaat yang bisa saya rasakan dari kegiatan menulis.

Mohon tunggu...

Lihat Konten Hobby Selengkapnya
Lihat Hobby Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun