Mohon tunggu...
Rokhman
Rokhman Mohon Tunggu... Guru - Menulis, menulis, dan menulis

Guru SD di Negeri Atas Awan

Selanjutnya

Tutup

Hobby Pilihan

Menulis Tak Sekadar Merangkai Kata

6 Juli 2020   12:01 Diperbarui: 6 Juli 2020   12:02 249
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Suatu hari ada teman yang minta pendapat tentang tulisan hasil karyanya. Sekilas saya cermati kata demi kata, paragraf demi paragraf. Yang terjadi, bukannya menangkap maksud tulisan itu malah saya pusing dibuatnya.

Sebenarnya saya juga belum mahir menulis. Tetapi membaca tulisan 'mbulet' itu saya seakan tersengat tawon 'nggung' kepala terasa mud-mud mau pecah.  Mungkin jika tulisan itu masuk redaksi media cetak zaman dulu tanpa ampun langsung masuk tong sampah.

Di sisi lain, kadang saya menemukan tulisan yang begitu enak dibaca. Rangkaian kata demi kata sangat menggoda hingga mampu menggiring pembaca sampai akhir tulisan. Pembaca merasa terhibur karena tulisannya enak dibaca sekaligus tercerahkan.

Namun untuk menghasilkan kualitas tulisan seperti itu tidak mudah. Butuh keterampilan dan keahlian agar mampu mengolah dan merangkai kata. Meskipun mengangkat materi tulisan yang sama - pengalaman pribadi, insiprasi orang lain, bidang yang dikuasai, hobi yang ditekuni, sakit yang pernah diderita, atau kejadian yang dialami - namun ketika dikemas dengan cara lain akan menimbulkan kesan berbeda bagi pembaca.

Umumnya orang mengawali tulisan dengan memunculkan rasa ingin tahu pembaca. Kemudian berusaha menjawabnya. Selanjutnya, mengembangkan cerita berdasarkan pengalaman dan menambahkan bumbu dari bacaan yang pernah dibaca.

Permasalahannya tidak semua orang mampu merangkai kata dengan  baik. Penulis dihantui ketakutan jika tulisannya tidak menarik. Penulis juga ragu apakah idenya mampu tersampaikan lewat tulisan atau tidak.

Jika Anda dihantui perasaan seperti itu ketika menulis, tips dari Wilson Nadeak berikut ini mungkin perlu dicoba. Berikut penjelasan singkatnya:;

Pertama, Padat. Menulis pendek dan berisi bukanlah pekerjaan yang mudah. Apalagi menulis pendek, padat, dan mudah dipahami. Bayangkan bagaimana rumitnya editor berita televisi yang harus menghidangkan berita dunia dalam waktu 15-20 menit. Seluruh berita dunia yang penting berikut gambarnya harus ditayangkan dalam waktu sesingkat itu.

Dengan terbatasnya waktu maka dibutuhkan kalimat-kalimat yang pendek dan mudah dipahami sehingga pesan tersampaikan. Tulisan pendek bukan berarti hanya sedikit pesan yang disampaikan melainkan banyak hal namun dirangkai dengan kata yang tepat. Inilah yang disebut kalimat efektif. Dengan sedikit saja, maknanya banyak dan meninggalkan kesan berarti.

Cara untuk memadatkan tulisan ialah dengan membuang kata atau kalimat yang tidak bermakna. Kata yang kurang mengandung arti sebaiknya dihilangkan. Contohnya, "Menurut hemat saya..." bisa diganti dengan "Saya kira..." dan seterusnya.

Kedua, Jernih. Ibarat air, jika jernih atau bening orang akan senang melihatnya. Benda-benda yang terdapat di dalam air akan nampak jelas. Bila ada ikan di dalamnya akan terlihat gemerlap warna-warni sisik secara jelas dan menyenangkan.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Hobby Selengkapnya
Lihat Hobby Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun