Mohon tunggu...
Abdur Rahman
Abdur Rahman Mohon Tunggu... swasta -

Lelaki yang tidak konsisten dalam menulis, kadang selera nulis banyak, dan lebih banyak tidak selera menulisnya.

Selanjutnya

Tutup

Catatan

Air...Air...Ouh Air Kami Membutuhkanmu

23 September 2011   05:06 Diperbarui: 26 Juni 2015   01:42 7
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Hujan yang tak jua kunjung datang turun dan membasahi bumi beberapa bulan belakangan ini sudah banyak menimbulkan reaksi dan tindakan dari masyarakat sekitar kita. kekeringanyang melanda beberapa bulan terahir ini terjadi hampir merata disetiap daerah yang ada di Negara indonesia ini. Tetapi ini belum parah kekeringan yang terjadi, karena memang kita masih dapat menemukan air walau harus dengan perjuangan dan keiklasan hati. Tidak seperti beberapa tahun yang lewat ( saya tidak tahu pasti tahun berapa ) tetapi yang pasti saya mengalaminya. Ketika itu semua mongering, airpun sangat susah untuk didapatkan.

Berbagai cara dilakukan oleh masyarakat kita untuk mendapatkan air bersih yang digunakan untuk keperluan sehari-hari oleh kita semua. Mulai dari menggali sumur yang baru, menambah kedalaman sumur, dengan harapan hanya satu. Yaitu mendapatkan air bersih untuk keperluan sehari-hari. Tetapi sebagian malah bukan air yang didapatkan, walau sumur sudah digali semakin dalam air tak kunjung jua ditemukan. Bahkan mungkin dalam menggali sumur masyarakat bertaruh dengan nyawanya sendiri. Karena banyak jua kejadian ketika sedang melakukan pendalaman sumur, secara tiba-tiba orang yang berada didalam sumur terkulai lemas dan bahkan pingsan akibat gas yang ada didalam sumur itu sendiri. Betapa besar pengorbanan hanya untuk mendapatkan beberapa tetes air.

Maka sudah pasti disaat musim kekeringan saat ini, tidak jarang hal ini menjadipeluang untuk bertambahnya rezki bagi para penjual jasa penggali sumur bor. Karena biasanya masyarakat akan merelakan uangnya puluhan juta untuk mendapatkan air bersih dengan membuat sumur bor yang baru. Yang memang dengan sumur bor mungkin air akan mungkin segera didapatkan. Uang tidak jadi masalah asal air didapatkan.

Sementara itu bagai mana dengan kita, yang hanya mempunyai uang pas-pasan. Jangankan untuk membuatsumur bor baru, kadangkala untuk makan dan mencukupi kebutuhan pokok sehari-hari saja sudah sangat kekurangan. Maka yang terjadi adalah perjuangan dan usaha yang sangat keras dan terjal yang harus dilalui untuk mendapatkan air bersih untuk kebutuhan sehari-hari. Mulai dari berjalan puluhan kilo meter hanya untuk mendapatkan air bersih,hingga menggunkan air kotor. Karena memang biasanya air yang masih tersisa disaat musim kemarau saat ini adalah disungai-sungai besar yang notabene jauh dari pemukiman. Dari pada masyrakat tidak mendapatkan air bersih untuk kebutuhan sehari-hari, maka masyarakatpun rela meluangkan waktunya untuk mencari beberapa ember air bersih.

Ada juga air yang dipasok dari PDAM yang didatangkan oleh pemerintah setempat, tapi itu tidak cukup untuk mencukupi kebuthan sehari-hari. Karena memangair yang diberikan oleh Pemerintah daerah sangat terbatas, sedangkan peminatnya sangat banyak. Sehingga untuk mendapatkannya harus berdesakan dan mengantri hingga berjam-jam lamanya.

Lain halnya yang saya temukan sore kemaren dipusat kota Bengkulu. Kalau anda semua pernah datang ke kotaBengkulu, dan berjalankepusat kota Bengkulu tentu anda tahu patung kuda yang berada tepat dipusat kuda. Dan patung itu berada ditengah-tengah bundaran simpang lima. Nah dibundaran simpang lima itu terdapat air mancur yang biasanya memancar keatas. Nyaris mirip seperti bundaran HI (hotel Indonesia dijakarta situ ). Dan saya tertegun ketika saya melewati bundaran tugu kuda itu kemaren sore. Seolah tak percaya saya menyaksikan dengan mata kepala sendiri, seorang bapak kira-kira berumur 45 tahunan, sedang melakukan kegiatan yang tidak lazim dilakukan ditempat itu. Ya sibapak itu sedang mencuci pakaiannya di bundaran simpang lima. Dengan beberapa tas yang berisi pakaian kotor bapak itu asik saja mencuci pakaiannya ditengah-tengah keramaian. Dan sibapak tidak mengacuhkan orang-orang yang lewat memperhatikan apa yang sedang dilakukannya.dia asik saja mencelupkan pakaiannya dan membilasnya kemudian memerasnya dan memasukan kedalam tas.. disebelahnya juga terdapat dua orang anak kecil yang bertelanjang bulat yang juga sedang mengunkan air dibundaran simpang lima untuk mandi. Tetapi mereka sepertinya bukan dari satu kelaurga. Terlihat kecerahan dan kecerian diwajah bapak dan sang kedua anak itu dalam menggunkan air dibundaran simpang lima.

Padahal menurut pengelihatan mata saya, air yang berada dipenampungan bundaran simpang lima itu sangatlah kotor. Air itu berwarna kekuningan sangat pekat. Dan sudah dapat saya pastikan itu air sangat kotor dan tidak layak pakai untuk keperluan badan ataupun pakaian. Karena memang air itu tercemar oleh debu-debu jalanan yang setiap detik bertebaran masuk kedalam bak penampungan air mancur disimpang lima itu. Tetapi hal itu tidak menghalangi bapak dan kedua anak yang memanfaatkan air itu untuk keperluannya. Apapun akan dilakukan untuk mendapatkan air untuk keperluan sehari-hari.

Itulah sedikit gambaran betapa sangat masyarakat membutuhkan air untuk keperluan hidupnya. Dan saya rasa juga ditempat-tempat lain juga menemukan pengelihatan yang tidak lazim yang dilakukan masyrakat dalam memanfaatkan air yang ada yang digunkan untuk kebutuhan hidupnya. Begitu kerasnya hidup manusia tanpa air.

Mohon tunggu...

Lihat Catatan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun