Mohon tunggu...
Angger Putranto Andreas
Angger Putranto Andreas Mohon Tunggu... pelajar/mahasiswa -

Tak jarang pemikiran liar berawal dari tempat berpikir yang liar dan tak biasa... KAMAR MANDI... tempat kita membersihkan diri :)

Selanjutnya

Tutup

Sosbud

Diskusi Transformasi Kesenian

22 November 2012   11:09 Diperbarui: 24 Juni 2015   20:51 350
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

[caption id="attachment_217650" align="alignnone" width="613" caption="– (dari kiri ke kanan) Katrin Shons dari Goethe Institute, Garin Nugroho, sineas Indonesia dan Hariadi Santoso Direktur Eksekutif Bentara Budaya Jakarta dalam diskusi pameran foto dan film Ulrike Ottinger di Bentara Budaya, Rabu (22/11) –"][/caption] Bentara Budaya Jakarta bekerjasama dengan Goethe Institute mengadakan diskusi pameran foto dan film Ulrike Ottinger di Bentara Budaya, Rabu (22/11). Diskusi yang dipandu Direktur Eksekutif Bentara Budaya Jakarta, Hariadi Saptono menghadirkan Katrin Sohns dari Goethe Institut dan sineas Indonesia, Garin Nugroho. Transformasi seni yang dilakukan Ottinger dan Garin dalam berkarya menjadi topik pembahasan dalam acara ini.

Hariadi mengungkapkan bahwa diskusi ini bertujuan agar karya Ottinger yang sangat baik ini menjadi tidak pasif, satu arah. “Bentara Budaya juga menginginkan adanya diskusi tentang transformasi kesenian itu sendiri” tambahnya. Hal senanda juga diungkapkan Garin bahwa “Kita hidup dalam era transformasi di mana pasar seni juga mengalami transformasi terus menurus.”

Ulrike Ottinger sendiri dikenal sebagai seorang seniman yang mampu mentransformasikan karya-karyanya. “Ottinger adalah produser, sutradara, editor, penulis skenario dan penata fotografi yang selalu menghasilkan karya-karya seni yang tak terpisahkan.” ungkap Katrin.

Hal serupa juga terjadi pada Garin yang selalu mencoba mentransformasikan setiap karya yang ia ciptakan. Garin mengisahkan bagaimana Opera Jawa pernah ditampilkan dalam bentuk teater dengan judul “Ranjang Besi” dalam Festifal Teater Eropa di Paris dan dalam pameran instalasi di Jerman.

Mualin, salah seorang pengunjung, mengatakan bahwa Garin dan Ottinger sama-sama menghasilkan foto dalam setiap pembuatan karya filmnya, dan karya mereka itu tidak dapat berdiri sendiri-sendiri. Teman kuliah Garin tersebut mengungkapkan bahwa Garin dan Ottinger merupakan seniman yang punya ketegasan dan personalitas sendiri. “Mereka mengangkat realitas sehari-hari ke dalam dunia sakral yang diakui para seniman. Hal-hal sederhana dalam hidup sehari-hari dijadikan sesuatu yang absurd, surealis dll.” tambahnya.

Mengenai hal tersebut Garin menegaskan bahwa banyak orang mengambil gambar  sesuatu tanpa mengerti arti dari objek tersebut. “Padahal setiap hari adalah materi dokumentasi baik yang fiksi, nyata, absurd, realis maupun surealis” jelasnya.

Garin menambahkan bahwa pengalaman sehari hari itu dapat diekspresikan lewat seni rupa, fotografi, film, teater, seni instalasi dan berbagai hal lain. Seni bagi pria kelahiran 6 Juni 1961, sudah menjadi budaya bagi Indonesia. “Segalanya adalah seni itu sendiri, segalanya itu upacara. Jadi Seni mengalir saja seperti upacara. Dunia digital sekarang ini menciptakan dialog baru yang menyebabkan transformasi yang begitu cepat. Dunia digital juga membantu kita untuk menangkap peristiwa sehari” ungkapnya di akhir materi .

Dalam diskusi tersebut, Garin sempat menayangkan Film pendek berjudul Paradox yang materinya diambil dari film Opera Jawa. Garin juga menampilkan beberapa hasil foto karya fotografer handal seperti Timur Angin yang diambil selama pembuatan film Opera Jawa. Foto-foto pilihan Garin tersebutdiletakkan di ruang berbeda dengan foto-fot hasil karya Ottinger.

[caption id="attachment_217651" align="alignnone" width="360" caption="Garin selalu mencoba mentransformasikan setiap karya yang ia ciptakan"]

1353582141428899392
1353582141428899392
[/caption]

Mohon tunggu...

Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun