Mohon tunggu...
Herman R. Soetisna
Herman R. Soetisna Mohon Tunggu... -

Pelopor ergonomi industri terapan di Indonesia untuk peningkatan level K3, peningkatan produktivitas, peningkatan kualitas, dan peningkatan "quality of working life" ini -katanya- pernah bersekolah di Teknik Industri ITB, Université des Sciences Humaines de Strasbourg, dan Université Louis Pasteur, Strasbourg-France. Sekarang Om-G [G=Ganteng, hehehe jangan protes ya...], bekerja sebagai dosen di ITB dan Peneliti Senior di Laboratorium Rekayasa Sistem Kerja dan Ergonomi di ITB. Untuk yang ingin mengontak Om-G, silakan kirim e-mail via hermanrs@ti.itb.ac.id Wass, HrswG.

Selanjutnya

Tutup

Travel Story Artikel Utama

Pernah Puas karena Menerima Layanan Prima?

27 Mei 2017   09:47 Diperbarui: 27 Mei 2017   22:46 1637
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Image: Aris/UCEO, [http://ciputrauceo.net/blog/2015/7/7/pengertian-layanan-prima].

Lebih jauh lagi, kalau kita merujuk pada pendapat Vincent Gespersz, professor di bidang industrial and system engineering, kualitas layanan memiliki dimensi-dimensi berikut ini:

- Kecepatan waktu layanan

- Ketepatan layanan

- Kesopanan dan keramahan

- Tanggung jawab dalam menangani keluhan pelanggan

- Jumlah petugas yang melayani dan fasilitas pendukung lainnya

- Kualitas layanan yang berkaitan dengan lokasi layanan, ketersediaan informasi, dan petunjuk atau panduan lainnya

- Kualitas layanan yang berhubungan dengan kenyamanan, fasilitas, dan teknologi, dan lain-lain

Singkat cerita, layanan prima adalah suatu layanan terbaik yang mengutamakan kepedulian terhadap pelanggan, yang meliputi paling tidak adanya tiga hal pokok, yakni: peduli pada pelanggan, melayani dengan tindakan terbaik, dan memuaskan pelanggan dengan berorientasi pada standar layanan tertentu (layanan terbaik yang dimungkinkan). Sederhananya, layanan prima atawa service excellence adalah layanan yang memenuhi standar kualitas yang sesuai dengan (atau lebih baik lagi:melebihi) harapan dan kepuasan pelanggan (a.k.a. yang “beyond expectation” tea, yang bisa bikin pelangan “kelepek-kelepek” ...). Di sini, keberhasilan program layanan prima tergantung pada penyelarasan kemampuan, sikap, penampilan, perhatian, tindakan, dan tanggungjawab dalam pelaksanaannya.

Karena Om-G mah bukan pakar, kita sudahi dulu saja dongeng ilmiahnya ya..., Om-G mah bisanya tentang hal-hal yang ringan dan gampang saja deh. Oleh karena itu sekarang Om-G akan bercerita mengenai beberapa hal yang pernah Om-G alami tentang kasus-kasus yang berkaitan dengan layanan prima ini, baik layanan yang bikin kita jatuh hati maupun layanan yang bikin kita sebel setengah mati...

Tapi agar ceritanya enak dan tidak menyinggung orang lain, “aturan main”nya kita buat seperti ini saja ya: untuk contoh kasus-kasus yang baik, Om-G rasa tidak apa-apa kalau nama-nama mereka disebutkan di sini (ya gak apa-apa turut “mengiklankan” mereka, anggap saja hitung-hitung berterima kasih atas layanan prima yang mereka pernah berikan); dan untuk contoh kasus-asus yang nyebelinlebih baik Om-G tidak usah sebutkan namanya ya, ntar jangan-jangan dituduh mencemarkan nama baik... Tapi Om-G menjamin bahwa kasus-kasus yang diceritakan di bawah ini betul-betul “true story”...

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
  6. 6
Mohon tunggu...

Lihat Konten Travel Story Selengkapnya
Lihat Travel Story Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun