Mohon tunggu...
Olivia Armasi
Olivia Armasi Mohon Tunggu... Mengurus Rumah Tangga -

Peduli politik itu peduli terhadap sesama..... Nulis itu sulit, merangkai kata itu susah.... Mantan pelajar yang sedang belajar membaca, belajar komentar & belajar menulis..

Selanjutnya

Tutup

Politik Pilihan

ARB Ngeyel, Mau Membesarkan Golkar atau Menyelamatkan Bisnisnya?

17 Januari 2016   12:45 Diperbarui: 18 Januari 2016   01:49 2727
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Aburizal Bakrie, dari bebagai bidang usahanya pernah menyandang predikat orang terkaya nomor 1 di Asia Tenggara. Bencana lumpur lapindo menguras kekayaannya. Semenjak tahun 2012 menurut majalah Forbes Aburizal Bakrie tidak lagi masuk daftar 50 orang terkaya di Indonesia.

Karena masalah kondisi keuangan perusahaan PT Minarak Lapindo Jaya (MLJ) masih mempunyai kewajiban yang belum dibayarkan kepada korban lumpur lapindo dan pihak lain sebesar Rp 827 miliar.  Agar masalah tidak berlarut-larut Pemerintah hadir memberikan dana talangan Rp 781 miliar kepada masyarakat korban dengan jaminan lahan yang sudah dibayarkan oleh PT MLJ.

Untuk mengembalikan talangan Pemerintah tersebut maka harus meningkatkan produksinya dengan pengeboran sumur baru yang rencana akan dimulai setelah mendapatkan izin dari Bupati Sidoarjo. Akan tetapi selain mendapat penolakan warga, aktivitas persiapan pengeboran dihentikan oleh Direktur Jenderal Migas Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral. Karena Ditjen Migas belum memberikan persetujuan keselamatan kerja pengeboran serta meminta peninjauan ulang terhadap faktor keamanan, geologis ataupun sosial pada pengeboran tersebut.

Melihat kondisi tersebut, berimbas kepada hasrat ARB semakin tetap ingin menguasai Partai Golkar. Hanya dengan menjadi Ketua Umum Partai runner up, maka ARB bisa mempunyai bergaining posisi terhadap Pemerintah.

Kader Partai Golkar Harus Pilih, Menyelamatkan Partai atau Menyelamatkan ARB?

Kisruh terselenggara Munas atau tidak, berimbas pada kepengurusan DPD Provinsi & Kabupaten/Kota yang sebenarnya juga sudah berakhir masa jabatannya. Melihat tidak adanya desakan Munas luar Biasa/ Munas Khusus dari DPD Provinsi dan DPD Kabupaten Kota Partai Golkar terutama dari pendukung ARB. Kemungkinan terbesar adalah adanya POLITIK UANG.

Mestinya para kader Partai Golkar obyektif melihat kinerja Partai Golkar di bawah ARB sebenarnya telah gagal. Partai Golkar mengalami penurunan, 2009 sebanyak 106 Kursi, 2014 turun menjadi 91 Kursi. Selain itu Partai Golkar telah gagal mengusung Ketua Umum Partai Golkar Aburizal Bakrie sebagai calon Presiden RI 2014-2019. Dari daftar kinerja buruk kepemimpinan ARB apalagi ditambah ketidak mampuan ARB menyelesaikan konflik yang berimbas pada kekalahan-demi kekalahan Pilkada serentak 2015, sangat aneh jika kader Partai Golkar DPD Provinsi & Kabupaten/Kota tidak bereaksi kecuali memang Ketua sekretaris DPD-DPD telah mendapatkan sesuatu.

Kenapa para kader tidak obyektif bertanya? Apa motif ARB ngotot, apakah ARB memang tulus ikhlas berjuang untuk membesarkan Partai Golkar dengan daftar kegagalannya atau hanya ingin menyelamatkan bisnis pribadinya dengan menunggangi Partai Golkar?

Jika Munas bersama tidak terselenggara jelas akan semakin merugikan Partai Golkar sendiri. Kondisi ditingkat pusat sama kuatnya, maka solusi kekisruhan Partai Golkar adalah justru harus datang dari DPD semua provinsi dan Kabupaten/kota dari kedua kubu. Bersama-sama sesepuh Partai Golkar sepakat untuk mendesak diselenggarakan Munas dengan memunculkan figur baru yang bisa diterima kedua belah pihak untuk menyelamatkan Partai Golkar.

Sumber Gambar: ©AFP PHOTO/Juni Kriswanto

Mohon tunggu...

Lihat Konten Politik Selengkapnya
Lihat Politik Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun