Mohon tunggu...
Aprilia Kholifatul Nisya
Aprilia Kholifatul Nisya Mohon Tunggu... Mahasiswa - Mahasiswa Universitas Airlangga

OlifiaKholiq

Selanjutnya

Tutup

Ilmu Sosbud

Ramalan Sejarah Hanyalah Sebatas Prediksi

8 Desember 2021   22:55 Diperbarui: 8 Desember 2021   23:17 316
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Apakah ramalan itu dugaan?

Ya ramalan itu berupa dugaan yang tidak sepenuhnya kepastian, akan tetapi hanya berupa kemungkinan saja. Ramalan adalah usaha-usaha untuk memperoleh pengetahuan atas pertanyaan atau situasi melalui cara-cara okultisme.

Mengapa orang suka diramal?

Fenomena ini terjadi ketika seseorang menerima feedback tentang diri mereka sendiri, yang diduga berasal dari prosedur penilaian kepribadian. Dengan kata lain, manusia menjadi “korban” ilusi dari validasi pribadinya. Selama beberapa dekade para psikolog telah menyelidiki efek Barnum ( efek Forer ) merupakan teori yang berdasar pada observasi Phineas Taylor Barnum bahwa semua manusia memiliki beberapa kesamaan, yang kemudian dibuktikan melalui demonstrasi psikolog Amerika, Bertram R.forer.

Pengertian ramalan sejarah menurut Kuntowijoyo yaitu ekstrapolasi, atau perkiraan berdasarkan pada historical trend. Orang mencoba menebak apa yang akan terjadi di masa mendatang, karena orang tersebut telah mengalami hal tersebut atau memiliki pengalaman masa lalu terhadap pola-pola kejadian yang hampir mirip. Maka dari itu sejarah harus berhati-hati dalam berbicara tentang masa depan, karena sejarah tidak punya fakta. Ingat!!! Tugas pokok dari sejarawan bukanlah meramalkan suatu sejarah, melainkan merekonstruksi masa lalu.

Di beberapa tempat banyak kita temui beberapa ramalan yang dilakukan oleh beberapa orang di antaranya ada ramalan cuaca, ramalan statistik, ramalan bisnis. Seperti halnya ramalan cuaca terjadi sebab orang mengetahui pergerakan angin, ramalan statistik terjadi sebab statistik menunjukkan, dan ramalan bisnis terjadi sebab orang memantau harga-harga di dunia bisnis. Akan tetapi, sering kali ramalan itu sendiri dapat keliru. Banyak hal yang perlu diperhitungkan jika kita hendak meramal masa yang akan datang di antaranya dengan memperhatikan perubahan sosial, perubahan ekonomi, perubahan politik, peristiwa yang mengubah, dan perubahan kejiwaan pelaku sejarah.

Ramalan itu banyak macam-macamnya, ada ramalan yang bersifat kuantitatif dan ada yang lebih mudah lagi yakni ramalan bersifat kualitatif. Juga terdapat ramalan mikro dan ramalan jangka pendek, ramalan makro dan ramalan  jangka panjang. Semua apa pun ramalan itu akan tetap memengaruhi masa depan.

Misalnya, dalam bidang agama ada yang meramalkan di masa depan masyarakat ialah menjadi masyarakat yang sekuler. Sekularisasi sendiri ada dua macam di antaranya sekularisasi objektif yang artinya agama terpisah dari institusi sosial lainnya, dan sekularisasi subjektif terjadi ketika nilai agama yang dianut mengalami tidak sambung dengan yang dialami orang.

Pada abad ke-21 agama diramalkan akan didominasi oleh spiritualisme, ramalan ini dikemukakan oleh Naisbitt. Namun kenyataannya, ramalan ini tak sepenuhnya akan terjadi, bahkan sebaliknya. Spiritualis dapat dimiliki oleh siapa pun, bahkan ke orang yang tidak memiliki agama pun dapat memiliki yang namanya spiritualisme.

Jadi, tak ada seseorang termasuk juga sejarawan mampu mengetahui akan terjadi apa di masa depan. Masa lalu dan masa kini pun hanya sebatas sebagian saja yang diketahui oleh para ilmuwan. Oleh sebab itu menurut literasi saya dalam buku pengantar ilmu sejarah karya Prof. DR. Kuntowijoyo tertulis bahwa, sejarawan harus pandai berucap :

“ Tuhan lebih mengetahui apa yang sebenarnya, wallahualam bissawab.”

( Mengacu pada buku Pengantar Ilmu Sejarah karya PROF.DR.KUNTOWIJOYO dan pembahasan pada kelas kuliah)

Mohon tunggu...

Lihat Konten Ilmu Sosbud Selengkapnya
Lihat Ilmu Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun