Memasuki tahun 2012 curah hujan meningkat dan merata di berbagai daerah di tanah air. Hujan disertai angin kencang dan petir yang turun hampir setiap hari menyebabkan beragam bencana seperti banjir, tanah longsor, robohnya papan reklame hingga pohon tumbang yang menyebabkan jatuhnya korban jiwa. Sepertinya sudah terjadwal jika di pagi hari agak cerah, maka siang hingga sore hari hujan turun deras disertai petir dan angin kencang. Tingginya intensitas hujan membuat warga di berbagai kawasan langganan banjir diperingatkan untukwaspada. Masyarakat kita terbiasa diingatkan untuk mawas diri dan waspada dengan perubahan iklim saat bencana sudah menghadang. Ibarat penyakit, ketidakpedulian dan sikap masa bodoh terhadap lingkungan adalah sifat manusia yang sudah menjalar menjadi penyakit klasik yang kronis. Menjangkitnya kedua penyakit klasik tersebut, ikut menyumbang terjadinya berbagai bencana dikarenakan tindakan kita yang seenaknya terhadap lingkungan seperti:
Membuang sampah sembarangan
Suatu hari saya berjalan bersama seorang kawan, di tengah jalan saat suaranya agak serak dia merasa perlu untuk mengunyah permen. Setelah permen masuk ke dalam mulut, dengan santai dia melemparkan bungkusnya ke jalan. Ketika saya ingatkan untuk membuang bungkusnya di tempat sampah dengan enteng dia menjawab,"tempat sampahnya gak keliatan, lagian kan ada petugas kebersihan di jalan yang tugasnya mengangkat sampah."
Kenapa kita mesti melemparkan tanggung jawab kepada orang lain saat kita bisa melakukannya sendiri? Jika tidak ada tempat sampah, sampahnya bisa disimpan dulu di kantong atau tas lalu nanti dibuang saat menemukan tempat sampah kan? Kita mungkin melihat pembungkus permen kecil, tapi coba kalau semua orang di sekitar kita bersikap cuek dan membuang sampah seenaknya; dari yang kecil lama-lama akan menumpuk.
[caption id="attachment_164550" align="aligncenter" width="300" caption="sungai sebagai tempat tinggal dan tempat menumpuk sampah (dok. koleksi pribadi)"][/caption]
Menggali saluran/drainase saat musim hujan
Kita lebih sering melihat pekerja menggali selokan, bongkar pasang gorong-gorong, mengumpulkan tumpukan karung berisi pasir di sisi jalan setiap memasuki musim penghujan. Sementara saat musin kering, kita dengan tanpa rasa berdosa memenuhi selokan/saluran pembuangan air dengan sampah yang akhirnya menjadi kering dan menjadi padat. Coba aja iseng perhatikan petugas kebersihan yang menyapu di jalanan, kemana mereka buang sampahnya? Daripada dikumpulkan dan diangkat, sampahnya disapu ke dalam lubang/gorong-gorong di pinggir jalan. Ketika hujan datang, air yang melimpah sudah tidak menemukan jalan untuk mengalir sehingga meluap ke jalanan karena salurannya telah tersumbat.
Membangun tanpa memperhatikan lingkungan
Tetangga di sekitar tempat tinggal saya sedang giatnya membangun, yang saya perhatikan semuanya membuat bangunan bertingkat dengan pondasi yang ditinggikan. Salah satu tujuannya adalah untuk menghindari luapan air jika banjir datang, namun sayangnya banyak orang yang membangun rumah/gedung tidak memperhatikan saluran pembuangan air. Selokan sudah tidak ada, kalau pun ada menyempit di sana sini.
Dari pengalaman tahun 2002 dan 2007, banjir datang justru pada saat hujan telah berhenti di Jakarta. Hal ini disebabkan curah hujan yang tinggi di daerah Bogor dan Puncak menyebabkan debit air di pintu air Katulampa, Bogor ikut naik. Pada 1 Februari 2002, sore hari air mulai meluap di jalan dan dengan cepat bertambah tinggi pada pk 20.00. Sedang pada 1 Februari 2007 air mulai memenuhi jalan di depan rumah diselingi hujan rintik-rintik pada pk 24.00, dan dalam hitungan menit terus meninggi hingga sepaha orang dewasa.
[caption id="attachment_164546" align="aligncenter" width="300" caption="banjir tahun 2007 di bendungan hilir"]
- Menyiapkan stok makanan yang cukup jika sewaktu-waktu dikepung air sehingga tidak kerepotan menyerbu warung terdekat di tengah hujan deras atau saat air meluap
- Menyingkirkan barang-barang rumah tangga ke tempat yang lebih tinggi
- Menyingkirlah ke rumah tetangga/saudara atau tempat yanglebih aman jika dirasa perlu, atau mencari tempat tinggal baru
- Jika air meluap, waspadalah pada binatang-binatang yang ikut keluar dari pesembunyian seperti : ular, kecoak, tikus, lipan dsb
[caption id="attachment_164536" align="aligncenter" width="300" caption="warung yang laris manis saat banjir"]