Mohon tunggu...
Olive Bendon
Olive Bendon Mohon Tunggu... Administrasi - Travel Blogger

Travel blogger yang senang menceritakan perjalanannya (dan kawan berjalannya) yang berkaitan dengan sejarah, gastronomi, medical tourism, kesehatan mental lewat tulisan. Memiliki hobi fotografi, menonton teater, dan membaca buku. Ikuti juga jejaknya di OBENDON.COM

Selanjutnya

Tutup

Travel Story Artikel Utama

Achmad Mochtar, Bapak Sains Indonesia

21 Juli 2015   10:34 Diperbarui: 21 Juli 2015   10:34 2149
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Demi menyelamatkan hidup para peneliti di lembaga yang dipimpinnya, Achmad Mochtar rela memberikan pernyataan sebagai yang bertanggung jawab atas tuduhan sabotase yang ditudingkan pada lembaganya. Januari 1945, para peneliti dan tenaga medis yang masih hidup, dibebaskan namun Achmad Mochtar tetap ditahan. Pada 3 Juli 1945, kepalanya dipancung, jasadnya digilas dengan tank, sisa-sisa tubuhnya dibuang ke dalam liang kuburan di Ancol. 

Achmad Mochtar lahir di Sumatera Barat pada 1892 (pada nisannya tertulis 1890), menyelesaikan pendidikan kedokteran di STOVIA pada 1916 kemudian melanjutkan pendidikan doktor di Universitas Amsterdam. Pada 1937, sekembali ke Indonesia, dirinya bergabung dengan The Central Medical Laboratory (kemudian menjadi Lembaga Eijkman). Di masa pendudukan Jepang, dirinya diangkat sebagai kepala Lembaga Eijkman sekaligus menjadikannya orang Indonesia pertama yang memegang jabatan tersebut. Di Bukit Tinggi, namanya diabadikan sebagai nama Rumah Sakit Umum Daerah Achmad Mochtar. 

[caption caption="Makam Prof Dr Achmad Mochtar"]

[/caption]

Pada 2010, 65 (enam puluh lima) tahun setelah kematiannya, berdasarkan data Dokumentasi Perang yang tersimpan di arsip Belanda; jejaknya baru ditemukan. Di taman kehormatan inilah jasadnya ditanamkan, bersama mereka yang namanya (mungkin) tak pernah disebut di dalam catatan sejarah perjalanan bangsa ini. 

Hari ini, 70 (tujuh puluh) tahun setelah kepergiannya yang mengenaskan, dan dengan melihat segala yang telah dikerjakannya; sudah sepatutnya Prof. Dr. Achmad Mochtar mendapat tanda jasa sebagai Bapak Sains Indonesia. Saleum [oli3ve].

Bahan referensi:

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Travel Story Selengkapnya
Lihat Travel Story Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun