Mohon tunggu...
Olive Bendon
Olive Bendon Mohon Tunggu... Administrasi - Travel Blogger

Travel blogger yang senang menceritakan perjalanannya (dan kawan berjalannya) yang berkaitan dengan sejarah, gastronomi, medical tourism, kesehatan mental lewat tulisan. Memiliki hobi fotografi, menonton teater, dan membaca buku. Ikuti juga jejaknya di OBENDON.COM

Selanjutnya

Tutup

Humaniora Artikel Utama

David Taylor, Dubes Selandia Baru yang Membumi

10 April 2011   16:37 Diperbarui: 26 Juni 2015   06:56 829
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
1302458496409070688

[caption id="attachment_101285" align="aligncenter" width="680" caption="Kiri: David Taylor, Dubes Selandia Baru untuk Indonesia & ASEAN. Kanan: Ibu Theresa (tengah berkacamata hitam) diantara peserta plesiran tempo doeloe"][/caption] Minggu pagi (10/04) jarum jam Taman Kota Tua menunjukkan pk 07.16  pagi saat kaki bergegas meninggalkan pemberhentian terakhir bus transjakarta jurusan Blok M-Kota. Langit sangat bersahabat dengan warna birunya yang mentereng sedang matahari mulai menyengat hingga ke pori-pori. Pagi ini kembali menunaikan tugas kenegaraan Batmus membantu mengurusi keperluan peserta yang akan berkeliling mencari jejak Abel Tasman. Langkah dipacu menyeberangi jalan bawah tanah, gedung NHM (Nederland Handel Maatsshaappij) atau sekarang dikenal sebagai Museum Bank Mandiri; menjadi titik temu pagi ini. Karena tergoda dengan birunya langit tak lupa untuk mengabadikan NHM dari bawah under pass dengan henpon cupu nan canggih yang setia menemani. Tata sana tata sini, sesi pendaftaran siap digelar menyambut peserta yang mulai berdatangan, ada yang bersama keluarga, teman, pacar, rombongan atau yang lagi jalan sendiri. Hingga akhirnya muncul sepasang bule plongok-plongok mendekati meja pendaftaran dan terjadilah "ketololan yang wajar" saat dilakukan transaksi pembayaran ongkos plesiran oleh si bule. Dibilang wajar karena kita gak tahu sama sekali bahwa bule itu adalah Duta Besar Selandia Baru Bp. David Taylor dan istrinya ibu Theresa sehingga kita memperlakukan beliau seperti peserta lainnya. Lagipula di daftar peserta nama beliau tidak tercatat sebagai peserta spesial, jadi wajar donk kita melakukan "ketololan" itu. Beliau sendiri cukup santai mengaku belum transfer lalu mengeluarkan dompet dan membayar ongkosnya. Setelah semua transaksi selesai, beliau mendapat name tag, uang kembalian serta roti buaya baru deh kebuka siapa beliau. Hahahahaaaaaa ...malu tapi ya bangga karena telah melayani seorang duta besar dalam kesederhanaan tanpa protokoler yang gak penting itu. Coba  kalau petinggi negeri ini yang datang ke suatu perhelatan, beeeuuuuuuuuhhhhhhh sirine dan pasukan pengamannya berlapis. Ditambah dengan tingkah ajudan hingga kacungnya yang minta hak istimewa, sebenarnya bosnya siapa ya ? Kegiatan yang digelar oleh Komunitas Sahabat Museum (Batmus) bertajuk Plesiran Tempo Doeloe : Riwajatnja Abel Tasman, hari ini memang mencoba menjajaki jejak Abel Tasman penemu Pulau Tasmania saat tinggal di Batavia (sekarang Jakarta). Abel Tasman sendiri sangat dipuja oleh penduduk Australia terutama Pulau Tasmania & Selandia Baru hingga hari ini. Bukan sekali ini saja kita kedatangan tamu istimewa karena di bulan Maret (27/03/11)  HS Dillon, Direktur Kemitraan untuk Reformasi Kemitraan ikut bergabung di Taman Prasasti. Lalu Sarwono Kusumaatmadja mantan Mentri Pendayagunaan Aparatur Negara juga pernah datang berombongan dengan keluarganya. Sehingga kalau diperhatikan mereka yang mau turun dan bergabung dengan rakyat bukan pejabat yang tahunya petantang petenteng. Mereka rela ikut berpanas-panasan diajak jalan tanpa diganggu oleh protokoler yang terkadang bahkan seringnya menyusahkan rakyat. Mencoba membayangkan andai yang tadi dilayani adalah salah satu petinggi (atau yang merasa dirinya orang penting) negeri ini yang sok ingin diistimewakan, bisa jadi suatu proses hukum telah berlangsung, bahkan bisa jadi masuk black list kita. Hmmm ...Indonesia perlu berkaca [oli3ve]. Catatan sehabis PTD Riwajatnja Abel Tasman Minggu, 10 April 2011

Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun