Mohon tunggu...
Olive Bendon
Olive Bendon Mohon Tunggu... Administrasi - Travel Blogger

Travel blogger yang senang menceritakan perjalanannya (dan kawan berjalannya) yang berkaitan dengan sejarah, gastronomi, medical tourism, kesehatan mental lewat tulisan. Memiliki hobi fotografi, menonton teater, dan membaca buku. Ikuti juga jejaknya di OBENDON.COM

Selanjutnya

Tutup

Travel Story Artikel Utama

Ramlee, Sekeping Memori Aceh yang Berjaya di Malaysia

4 Mei 2014   08:03 Diperbarui: 23 Juni 2015   22:53 979
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Pada masa pendudukan Jepang, dirinya mengenyam pendidikan di sekolah tentara laut Jepang (Kaigun) dimana dia banyak belajar menyanyikan lagu-lagu Jepang dan terkenal sebagai penyanyi yang baik. Semasa di Kaigun pula, Teuku Zakaria belajar memainkan biola, piano, gitar dan ukulele dibawah bimbingan Hirake San.

Bersama “Terona Sekampung” grup orkestra tempat dirinya bergabung sebagai pemain biola, mereka sering mengisi beragam acara di Pulau Pinang. Pada 1947, Teuku Zakaria memenangkan lomba lagu keroncong yang diadakan se-Pulau Pinang dan mulai menggunakan nama beken Puteh Ramlee yang disingkat menjadi P. Ramlee.

Pada 8 Ogos 1948, P. Ramlee bersama Sukardi menaiki kereta api di Prai untuk berhijrah ke Singapura, maka bermulalah satu era baru dalam dunia muzik dan perfileman Melayu – satu dunia fantasi yang dicipta oleh seorang pemimpin seni telah menggembirakan jutaan manusia. Semua ini berlaku kerana seorang jejaka yang tinggi lampai lagi berjerawat berani mengikat janji dan takdir.

[caption id="attachment_334598" align="aligncenter" width="486" caption="Potret kenangan di sudut kamar (dok. koleksi pribadi)"]

13991401891429656179
13991401891429656179
[/caption]

Potret lelaki yang terpampang di rumah beratap nipah itu adalah wajah yang sama yang menghiasi kartu tanda pengenal yang kini terpajang di ruang kaca di depan mata dengan keterangan di bawahnya, Tan Sri Datuk Amar Dr. P. Ramlee. Pegusaha film, aktor, musisi ternama Malaysia di era 60′an, berdarah Aceh dan menjadi ikon seniman Malaysia ini, meninggal pada 29 Mei 1973 karena serangan jantung di Kuala Lumpur.

Membaca berita di salah satu harian ibukota minggu lalu, Idris Sardi, maestro biola Indonesia jelang akhir hayatnya sedang mempersiapkan konsep untuk mengisi konser mengenang P. Ramlee di negeri jiran, Malaysia. Sayang sebelum semua itu terlaksana, Tuhan memanggilnya pulang untuk bergabung dengan Ramlee menyemarakkan panggung hiburan di nirwana. Salam sejarah [oli3ve].

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Travel Story Selengkapnya
Lihat Travel Story Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun