Mohon tunggu...
Oky Widyantoro
Oky Widyantoro Mohon Tunggu... Jurnalis - Male

Mahasiswa di Sarjanawiyata Tamansiswa Yogyakarta. Pos-el: oky_widyantoro@yahoo.co.id

Selanjutnya

Tutup

Hobby Pilihan

Menulis Kok Sulit, Sih?

14 Mei 2019   12:35 Diperbarui: 14 Mei 2019   12:52 115
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ilustrasi: pixabay.com

Menulis secara praktis merupakan kerja pikiran yang melahirkan gagasan atau menuangkan isi perasaan ke dalam media tulis. Setiap orang pada dasarnya memiliki pikiran sebagai daya tampung segala ilmu dan pengetahuan yang ditangkap melalui indra bawaanya. Oleh dasar tersebut sudah barang tentu menulis bisa dilakukan siapa saja. Namun beberapa orang beranggapan bahwa menulis tidaklah mudah, bahkan cenderung sulit. Menulis adalah praktik, bukan sekadar awangan teori. Butuh inspirasi dan segala tetek bengeknya untuk bisa menuangkan isi pikiran dalam bentuk tulisan. Punya berbagai bahan yang ada di pikiran, tetapi untuk dapat dituangkan menjadi tulisan, itu yang dirasa sulit. Banyak orang ingin menulis tentang kejadian di sekelilingnya, mengeluarkan unek-unek, dan segala macam isi dalam pikiran, tetapi kembali pada pertanyaan bagaimana cara menuangkannya dalam bentuk tulisan?

Merangkai kata demi kata, memadukan masing-masing kata untuk disesuaikan dengan isi pikiran membutuhkan proses yang bisa di bilang tidak mudah. Pikiran memang pondasi dari setiap pengerjaan yang dilakukan seseorang. Karenanya, bentuk dan isi tulisan merupakan cerminan dari pribadi setiap penulis. Penulis dikatakan berhasil menulis ketika dapat mengungkapkan isi pikirannya ke dalam bentuk tulis dan dapat dipahami oleh pembaca. Sejalan dengan kesulitan, pasti ada kemudahan yang membersamainya. Dibalik anggapan dari beberapa orang mengenai menulis itu sulit, sebetulnya ada beberapa tahapan atau runutan jalan untuk sampai pada hasil akhir menulis, yakni dengan terlebih dahulu mendengarkan, membaca, dan berbicara. Menulis, mendengarkan, membaca, dan berbicara sangat berkaitan erat dan mungkin tidak dapat dipisahkan.

Dari uraian tersebut di atas, dapat diuraikan bahwa kegiatan menulis sangatlah rumit sekaligus simpel. Berkegiatan menulis berarti melakukan sesuatu berdasarkan pikiran-dengan mendayagunakan pikiran. Untuk dapat menulis, perlu dikesampingkan atau dipinggirkan terlebih dahulu pertanyaan tentang "bagaimana mengawali tulisan yang baik", "apa yang sebaiknya ditulis", "bagaimana memadukan isi tulisan", "bagaimana membuat tulisan yang baik dan benar", dan pertanyaan-pertanyaan teoritis lainnya. 

Menulis adalah proses menghasilkan sebuah tulisan atau melakukan kegiatan membuat tulisan. Semua ujungnya menulis, maka dari itu menulis saja, apapun itu. Tulislah setiap kata yang ada di pikiran, tanpa pembatas dan penghalang antara pikiran dengan perasaan, tulis saja terlebih dahulu apa yang dipikirkan dan dirasakan. Baik atau buruk sebuah tulisan adalah urusan yang kesekian-pun ketika sudah ada tulisan.

Setelah kita sudah menulis, kita akan tau bagaimana tulisan kita tersebut, bagaimana isi pikiran kita, bagaimana cerminan diri kita.  Untuk mengetahui seberapa baik tulisan kita, maka perlu sudut pandang pembaca. Penulis ialah pembaca pertama dari tulisan yang dibuat, sekaligus pembaca yang paling banyak membaca tulisannya. 

Menulis adalah menulis! Tanpa tendensi apapun, jarak antara pikiran dan tulisan yang dibuat tidak boleh terhalang oleh kesulitan-kesulitan kosong yang dibangun pikiran itu sendiri. Baik atau buruk tulisan berupa garis lurus yang akan terus bersaling-silang.

 Mengapa menulis itu sulit? Barangkali bisa dijawab karena pikiran kita masih tertuju pada perkara teoritis tentang apa itu "menulis". Menulis adalah proses, memikirkan tentang tulisan adalah proses, dan baik ataupun buruk sebuah tulisan adalah hasil. Tidak perlu panjang lebar membentuk hasil dengan teori tanpa praktik, tetapi tekunlah dalam berproses, memproses daya guna pikiran untuk sesuatu dalam kegiatan menulis. 

Sejatinya sebuah proses tidak akan pernah selesai dalam hal apapun, walaupun juga saat hasil telah diraih. Kita akan tetap menggodok proses sedemikian rupa untuk memeroleh hasil yang selanjutnya, untuk yang lebih baik juga tentunya. Ada istilah proses tidak akan mengkhianati hasil. Benar adanya, proses adalah jembatan dari niat menuju hasil, harapan menuju realita. 

Menulis adalah jembatan, penghubung pikiran kosong dengan isi yang lebih baik. Menulis akan selalu menjadi proses yang rumit sekaligus simpel. Menulis akan terus dianggap beberapa orang sebagai kegiatan yang sulit sekaligus mudah. 

Paling penting adalah mulailah menulis dan terus menerus menulis, maka kita akan sampai pada titik di mana pertemuan antar kedua anonim tersebut. Rumit dengan simpel, sulit dengan mudah. Seperti ranting pohon terbawa arus di permukaan aliran air sungai, tulisan bak ranting pohon tersebut dan daya guna pikiran untuk terus diasah adalah aliran sungai yang membawa kita ke samudra ilmu pengetahuan yang tidak terbatas.**

Mohon tunggu...

Lihat Konten Hobby Selengkapnya
Lihat Hobby Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun