"Mengapa kamu menulis?"
"Aku tidak tahu," jawabku.
Itu sama halnya jika aku bertanya,
Mengapa kamu bermain musik?
Yang aku tahu,
kata demi kata selalu berdesakan di dalam benak,
menanti untuk segera terangkai dalam kalimat
saat pikiran atau rasaku membentur sesuatu.
Atau, ketika hujan,
dan aku ingin melukis kesenduannya pada kata,
agar hatimu merasakan apa yang kurasakan.
Tidak perlu alasan,
kecuali hasrat,
untuk memajankan pernyataan
yang mungkin tidak sempat mereka tangkap.
Beri Komentar
Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!