Mohon tunggu...
Okti Nur Risanti
Okti Nur Risanti Mohon Tunggu... Penerjemah - Content writer

Menulis adalah salah satu upaya saya dalam memenuhi misi mandat budaya.

Selanjutnya

Tutup

Pendidikan Artikel Utama

Cerita untuk Pendidikan Karakter

12 Januari 2020   20:49 Diperbarui: 13 Januari 2020   17:40 1732
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ilustrasi pendidikan pada anak usia dini (sumber: Kompas/TOTO SIHONO)

Ayah saya dulu pernah bercerita: konon, Ayahnya yang dulu bekerja sebagai pegawai negeri di Departemen Pertanian Jakarta, mendapat jatah rumah yang cukup besar di daerah Grogol. Namun, jatah rumah tersebut ditolaknya, dan ia malah memilih rumah yang lebih kecil untuk ditempati bersama keluarganya.

Mengapa eyang menolak jatah rumah itu? Alasannya adalah karena ia memiliki seorang teman yang memiliki jumlah keluarga yang lebih besar, sehingga eyang berpikir temannya itu lebih patut mendapat jatah rumah yang lebih besar dibanding dirinya. 

Eyang merasa cukup menempati rumah yang lebih kecil karena jumlah keluarganya juga lebih kecil dibanding keluarga temannya tersebut.

Sementara dari pihak ibu, kakek saya adalah seorang anggota TNI yang ikut di dalam perang gerilya untuk merebut kemerdekaan dari tangan penjajah Belanda. Kaki eyang tertembak oleh Belanda dalam perjuangannya itu. 

Ketika ia telah pensiun dan seorang teman menganjurkan agar ia mengirimkan surat kepada pihak-pihak terkait untuk mendapat bintang gerilya, eyang saya menolak. 

Ia tidak mau melakukan hal itu, karena merasa perjuangannya bukan untuk mendapat tanda bintang dan penghargaan dari pemerintah. Ia berjuang demi kemerdekaan bangsa ini, bukan untuk ambisi pribadi. 

Ketika meninggal dan dimakamkan, teman-temannya dari pihak veteranlah yang mengajukan usul agar makamnya diberi bendera merah putih sebagai tanda bahwa ia adalah salah satu pejuang kemerdekaan. Ia sendiri tidak pernah berpesan atau mengajukan permintaan untuk hal itu.  

Keduanya hanya sebagian kecil dari banyak penduduk di negeri ini yang punya hal-hal baik yang bisa menjadi contoh keluarga dan orang-orang yang mengenal mereka. 

Dan, cerita saya pasti tidak hanya berhenti pada kedua orang tersebut. Masih ada lagi orang-orang yang saya kenal atau tahu, yang punya karakter dan nilai-nilai baik di tengah-tengah negara ini.

Demikian juga, kita semua pasti punya cerita tentang kakek, nenek, ayah, ibu, kerabat, teman, tetangga, pemimpin yang patut menjadi teladan dan contoh. 

Sayang sekali jika cerita-cerita itu hanya kita anggap sebagai sejarah atau kisah lama yang hanya perlu disimpan atau diketahui sendiri. Kisah mereka sesungguhnya adalah "harta" berharga tentang aksi dan tindakan nyata untuk diketahui dan ditiru oleh anak-anak kita.

Lagi pula, cerita keteladanan tidak harus melulu berasal dari tokoh kitab suci, pahlawan, atau tokoh besar nasional yang terkenal. Jika orang atau tokoh terdekat bisa menjadi contoh, hal itu justru akan lebih berkesan, tertanam dan bertumbuh dengan baik dalam diri anak-anak.

Siapa sih yang tidak akan bangga dan terinspirasi dengan tindakan yang sifatnya baik, mulia, dan terpuji? Lebih-lebih, bila itu dilakukan oleh orang yang memiliki ikatan dan sangkut paut dengan diri dan keberadaan kita. 

Dan, jika cerita itu juga diiringi dengan teladan yang sama dari orangtua, anak-anak pasti akan menerima hal itu sebagai suatu way of life, atau prinsip hidup yang juga akan mereka pegang kelak.

Yuk, kita berikan pendidikan karakter pada anak-anak kita dengan menceritakan kisah keteladanan semacam itu. Semoga, ada banyak inspirasi yang mereka serap dan rangkul untuk menjadi bagian dari diri dan karakter mereka.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Pendidikan Selengkapnya
Lihat Pendidikan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun