Mohon tunggu...
Oktav Unik Ardiana
Oktav Unik Ardiana Mohon Tunggu... Guru - Hamba Allah yang tengah menjadi seorang pembelajar. (Mahasiswi dan Guru IPA yang berdomisili di Banyumas dan Cilacap)

Anak perempuan pertama dari 4 bersaudara yang tengah belajar mengabdi pada dunia pendidikan. Masih terus belajar, belajar, dan belajar

Selanjutnya

Tutup

Ruang Kelas

Sains dengan Inductive Learning Kaitannya dalam Class Well-Being

25 Juni 2021   07:53 Diperbarui: 25 Juni 2021   07:59 276
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Dewasa ini, dunia berkembang begitu cepat. Seluruh aspek dalam kehidupan kini berubah di setiap detiknya. Oleh karena itu, pendidikan mempunyai tugas besar membentuk karakter dan pola berpikir anak bangsa. Proses pendidikan diharapkan dapat menyiapkan mereka untuk menerima perubahan dunia. Pembelajaran yang baik diawali oleh guru yang kompeten dalam bidangnya. Guru yang memiliki kemauan untuk terus berproses dan berkembang bersama siswa. Guru yang mampu memimpin dalam kelasnya serta mampu mengembangkan strategi pembelajaran guna mencapai tujuan nyata dari sebuah proses yang dinamakan belajar.

Strategi pembelajaran merupakan bagian dari keseluruhan komponen pembelajaran. Strategi pembelajaran berhubungan dengan cara-cara ataupun trik dalam rangka pencapaian tujuan pembelajaran. Hal ini mencakup sifat, ruang lingkup, dan urutan kegiatan yang berwujud pengalaman belajar bagi siswa.

sumber: education.ie
sumber: education.ie

Pada kelas sains, pembelajaran induktif (inductive learning) tak jarang dipilih guru agar siswa tertarik dengan apa yang tengah mereka pelajari. Strategi ini dirasa sangat efektif untuk membantu siswa mengembangkan keterampilan berpikir tingkat tinggi dan keterampilan berpikir kritis di mana selaras dengan poin penting pada pembelajaran di era 4.0 untuk generasi Z dan generasi alfa.

sumber: cultofpedagogy.com
sumber: cultofpedagogy.com

Inductive learning dirancang berlandaskan teori konstruktivisme dalam belajar. Dalam hal ini dibutuhkan guru yang terampil bertanya kepada siswa di kelas. Melalui pertanyaan-pertanyaan yang diajukan kepada siswa inilah guru akan membimbing siswa membangun pemahaman terhadap materi pembelajaran dengan cara berpikir serta membangun ide.

Tak sekadar memicu siswa untuk berpikir kritis, pembelajaran dengan pendekatan induktif diharapkan mampu meningkatkan class well-being yang tentunya bagian dari school well-being. Seperti yang digagas oleh Konu dan Rimpela berdasarkan teori Alldrant bahwa school wellbeing mengembangkan having, loving, being, and health dalam kehidupan sekolah. Tentunya konsep ini dapat dimulai dari sebuah aktivitas kelas yang membuat siswa memiliki rasa nyaman, tertarik, dan suka dengan serangkaian proses yang tengah mereka pelajari.

sumber: blog.optimus-education.com
sumber: blog.optimus-education.com

Pengembangan teori Alldrant dalam pemikiran Konu dan Rimpela (Mira Safar,2020) tentang school well-being meliputi 1) kondisi sekolah yang merupakan bagian dari having, bagaimana warga sekolah merasa menjadi bagian dari lingkungan sekolah, 2) hubungan sosial yang berkaitan dengan loving, di mana warga sekolah dapat berinteraksi secara positif dan menjadi bagian komunitas sekolah, 3) warga sekolah merasa dapat mencapai target yang ditetapkannya (being), 4) warga sekolah menjadi bagian dari sekolah yang sehat baik secara fisik maupun mental (health). Sehingga, sebagai seorang guru yang berinteraksi dengan para siswanya di kelas, school well-being dapat mulai diterapkan dalam lingkup yang lebih sempit yakni class well-being di mana tokoh protagonis di sini ialah siswa kelas sains.

Salah satu metode yang dilakukan ketika seorang guru memilih inductive learning sebagai strategi dalam kelasnya ialah eksperimen. Kegiatan ini memacu siswa untuk memiliki rasa ingin tahu yang tinggi tentang sebuah persoalan yang disajikan oleh guru sains mereka. Guru berperan untuk memotivasi siswa agar mempunyai kemauan dan membangun rasa penasaran pada hal yang belum mereka ketahui dari bagian suatu materi. Siswa dibimbing untuk mengaitkan materi dengan kehidupan sehari-hari. Dalam hal ini guru berupaya menanamkan pada siswa sebuah rasa memiliki terhadap materi yang tengah dipelajari. Seolah seorang guru sains berupaya untuk meyakinkan siswa-siswanya, "Ini bagian dari hidupmu, kamu harus tahu " dengan konteks yang membuat mereka merasa nyaman dan terbimbing.

Melalui kegiatan observasi (pengamatan) yang menjadi salah satu bagian dari pembelajaran induktif, rasa menyukai serangkaian proses pembelajaran menjadi hal penting yang harus dimiliki oleh siswa. Bagaimana seorang guru berhasil memandu siswa untuk menyukai materi yang diajarkan dapat dilihat dari seberapa antusias siswa ketika belajar.

  • Being

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Ruang Kelas Selengkapnya
Lihat Ruang Kelas Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun