Mohon tunggu...
William Oktavius
William Oktavius Mohon Tunggu... Lainnya - Welcome to my opinion :)

Just Do It

Selanjutnya

Tutup

Sosbud Pilihan

Bom di Makassar: Mengingat Kembali Kasih Tuhan di Pekan Suci

28 Maret 2021   18:00 Diperbarui: 28 Maret 2021   18:13 236
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Sosbud. Sumber ilustrasi: KOMPAS.com/Pesona Indonesia

Hari ini Indonesia kembali berduka. Bom bunuh diri kembali meledak di tengah kerukunan masyarakat Indonesia. Minggu pagi, tepatnya pukul 10.28 WITA, sebuah bom meledak di halaman depan Gereja Katedral Makassar. 

Di tengah khusyuknya umat dalam mengikuti ibadat Minggu Palma, ibadah pembuka sebelum memasuki rangkaian pekan suci, bom bunuh diri meledak. Diketahui terdapat satu korban jiwa dalam kejadian ini dan beberapa orang luka-luka. Tentunya kejadian ini cukup mengejutkan bagi kita semua. 

Di tengah kondisi negeri yang sedang bersusah payah menghadapi COVID-19, bencana alam yang cukup sering terjadi, sibuk mengurus harmonisasi warganya, tiba-tiba terjadi bom dari teroris ini. Kita udah susah kok masih bisa-bisanya ya nambah-nambahin masalah. 

Dengan cepat, berita ini langsung menyebar di sosial media. Banyak yang mengutuk, banyak yang ikut mendoakan korban yang tak bersalah akibat bom, banyak juga yang akhirnya ribut sendiri mempersoalkan siapa yang benar atau siapa yang salah. 

Hal yang sudah tidak menjadi barang baru lagi di negeri ini. Setiap terjadi bom, pasti berujung pada saling menyalahkan. Bukannya mencari siapa dalang atau otak di balik semua ini, komentar di sosial media malah menjadi ajang untuk saling menghujat, merasa diri sendiri benar dan kaum lain salah. 

Bagi umat Katolik (dan juga umat nasrani lainnya), saya kira wajar jika mereka marah. Kejadian ini tentunya membuat umat yang hendak menjalani ibadah Paskah menjadi sedikit was-was mengenai keamanannya. 

Tetapi bagi mereka yang merasa baik-baik saja namun ikut terseret juga wajar jika mereka tidak mau dilibatkan. Yang salah kan dia, kok gua ikutan kena jeleknya sih. Sudahlah, daripada menghabiskan energi untuk saling menyalahkan, lebih baik kita tidak perlu merasa benar sendiri. Lebih baik merefleksikan diri sendiri, sudah seberapa besar kita mengasihi sesama manusia yang merupakan ciptaan Tuhan.

Untuk umat kristiani sendiri, perlu diingat juga, berkaitan dengan pekan suci itu sendiri, Tuhan Yesus akhirnya memilih memaafkan mereka-mereka yang menyalibkan Ia kan? 

Di atas kayu salib, Yesus mengampuni orang-orang yang jahat kepada-Nya dengan berdoa, "Ya Bapa, ampunilah mereka sebab mereka tidak mengetahui apa yang mereka perbuat," (Lukas 23: 34). 

Kasih yang ditunjukan oleh Tuhan Yesus ini begitu besar, bahkan sampai meminta kepada Bapa untuk mengampuni mereka yang sudah menyalibkan Ia. Ketika khotbah di bukit juga Yesus sudah begitu menekankan hukum kasih. Dalam Matius bab 5, Yesus mengajarkan untuk mengasihi sesama, bahkan kepada musuhmu sekalipun. 

Lalu, apa hubungannya? Bagi umat kristiani, hari-hari menjelang Paskah biasanya diisi oleh ibadah yang cukup panjang. Ibadah ini untuk memperingati kembali sengsara Tuhan dan juga kebangkitan-Nya. 

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Sosbud Selengkapnya
Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun