Mohon tunggu...
William Oktavius
William Oktavius Mohon Tunggu... Lainnya - Welcome to my opinion :)

Just Do It

Selanjutnya

Tutup

Cerpen Pilihan

Jadi, itu Siapa?

21 Januari 2021   19:00 Diperbarui: 21 Januari 2021   19:09 301
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Cerpen. Sumber ilustrasi: Unsplash

Vega mengepalkan tangannya di ruang tunggu peserta jurit malam. Vega adalah siswa baru kelas 10 yang sedang mengikuti malam keakraban. Mereka sudah menjalani berbagai macam acara yang seru dan kini akan ditutup dengan jurit malam. 

Vega merasa ini adalah acara yang menyeramkan karena mereka diharuskan menjelajahi ruangan-ruangan yang ada di sekolahnya ini. Sesi ini bertujuan untuk membuat siswa baru lebih mengenali ruangan apa saja yang berada di sekolahnya, namun tentunya diselipi dengan nuansa horor agar kakak kelas yang menjadi panitia bisa sekaligus mengerjai adik-adik barunya ini.

“Duh, buat apa sih ada acara jurit malam segala. Kan bisa langsung dikenalin ruangan-ruangannya tanpa perlu ditakut-takutin gini,” cerocos Vega saat menanti giliran dirinya. Ia mendapatkan giliran terakhir sehingga harus menunggu lama sebelum dirinya bisa memulai permainannya.

“Gitu doang kok, tenang aja. Kan ada gua. Yang kayak gini tuh biasanya setting-an doang,” ucap Kevin yang berada di belakang Vega. Kevin tersenyum saat melihat wajah judes Vega menatap dirinya. 

Kevin adalah pasangan Vega dalam jurit malam ini. Setiap kelompok beranggotakan 2 orang dan Vega merasa tidak yakin Kevin bisa menenangkan dirinya saat jurit malam berlangsung.

“Tenang matamu. Lo gak sadar apa tiap ada suara yang jejeritan, lo langsung megang pundak gua?” omel Vega saat melihat senyuman Kevin. Terlihat menyebalkan bagi dirinya.

“Masa sih?” balas Kevin tidak percaya.

“Aaaaaa….”

“Kan. Gua bilang juga apa tadi.” Vega langsung berkoar ketika Kevin tidak sadar memegang pundak Vega saat ada salah satu peserta kelompok yang berteriak karena ditakut-takuti di salah satu pos. Sementara itu, Kevin hanya terkekeh saat ia melihat tangannya berada di pundak Vega.

“Awas lo ya kalo nanti macem-macem,” sahut Vega sambil mengingatkan Kevin untuk tidak bertingkah aneh. Dirinya sudah takut dan dia tidak bisa membayangkan jika Kevin bertingkah lebih aneh lagi nantinya. Setelah itu, mereka berdua kembali sibuk dengan pikirannya masing-masing.

*****

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
Mohon tunggu...

Lihat Konten Cerpen Selengkapnya
Lihat Cerpen Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun