Mohon tunggu...
Oktavia Purnama Dewi
Oktavia Purnama Dewi Mohon Tunggu... Guru - Guru

Its Me

Selanjutnya

Tutup

Cerpen Pilihan

Kulacino Anindita

21 September 2022   13:45 Diperbarui: 21 September 2022   13:51 322
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Cerpen. Sumber ilustrasi: Unsplash

Segera Anin menghubungi tenaga medis di rumah sakit. Tak lama Ambulans berisi beberapa tenaga medis yang berpakaian APD lengkap mengangkat tubuh Dara dan membawanya ke Rumah Sakit.

Kekhawatiran, kesedihan, bahkan duka yang begitu pekat bergelayut di benak Anindhita.  Ia masih terpaku duduk di sudut kafe yang hening. Segelas  es thai tea menyisakan kulacino di atas meja. Jemarinya menuliskan kata d-a-r-a- pada kulacino yang masih tergenang. Dara berpulang...

Ketika itu di suatu senja...

"Bahagia itu mahal Anin,,,ia tidak akan datang pada orang yang hatinya ada hasad, dengki atau sejenisnya"...

Dalam perjalanan hidup, terkadang kita merasa diuji dengan sesuatu yang begitu berat, hingga yang kita lakukan hanyalah terduduk lalu menangisinya. Berbaik sangka saja, karena Dia terkadang menyapa hambaNya dengan ketidaksesuaian.

Setiap kita punya catatan. Masing-masing kita berhak mengisinya apa saja... "Selamat jalan Kak Dara... semoga diberi tempat terindah di sisiNya". Anindhita menutup jendela kafenya dan membiarkan kulacino itu mengering begitu saja...

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
  6. 6
  7. 7
  8. 8
  9. 9
  10. 10
  11. 11
Mohon tunggu...

Lihat Konten Cerpen Selengkapnya
Lihat Cerpen Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun