Mohon tunggu...
Oktaviani Putri Nur Hamidah
Oktaviani Putri Nur Hamidah Mohon Tunggu... Relawan - Mahasiswi UIN Maulana Malik Ibrahim Malang

Gadis Pecinta hujan yang mengharapkan ridho tuhannya

Selanjutnya

Tutup

Sosbud Pilihan

Membatalkan Pesanan Grab Karena Driver Kurang tampan

15 April 2019   23:54 Diperbarui: 15 April 2019   23:58 225
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
https://www.google.com/search?q=grab&safe=active&rlz=1C1CHBF_enID808ID808&source=lnms&tbm=isch&sa=X&ved=0ahUKEwjyzKf3xtLhAhUDA3IKHXLACpwQ_AUIECgD&biw=1366&bih=657#imgrc=JLALL-y9yY4LrM:

Grab adalah salah satu aplikasi pesan ojek online, dimana aplikasi ini sangat memudahkan berbagai aktivitas kita. Tak lupa juga penawaran promo grab yang sesuai dengan kantong membuat aplikasi ini banyak di gandrungi kaum millennial sekarang.

Grab juga merupakan salah satu mata pencaharian penduduk Indonesia saat ini, tidak hanya seorang kepala keluarga namun sering saya menjumpai seorang mahasiswa yang menyambi kuliahnya dengan menjadi driver grab.

Belum lama ini, ramai di twitter dan instagram tentang sebuah video viral mahasiswi yang mengatakan bahwa dia telah membatalkan pesanan grabnya karena sang driver kurang tampan, video tersebut diunggah di instastory nya dan menuai banyak sekali hujatan netizen Indonesia.

Lalu Mahasiswi tersebut membalas respon netizen tersebut dengan beberapa tulisannya di instastory nya

img-20190415-231407-5cb4b68d3ba7f724d80b4623.jpg
img-20190415-231407-5cb4b68d3ba7f724d80b4623.jpg
img-20190415-231409-5cb4b6a33ba7f7472323ec12.jpg
img-20190415-231409-5cb4b6a33ba7f7472323ec12.jpg
Tulisan mahasiswi tersebut mengutarakan bahwa konsumen adalah seorang raja, seorang raja berhak mendapat semua yang ia inginkan, salah satunya adalah ketampanan. ketampanan merupakan komponen pendukung tingkat kepuasan konsumen terhadap pelayanan driver grab bike.

Apakah mahasiswi tersebut masih memiliki hati nurani ? Apakah ia tidak memiliki rasa empati? Apakah ia tidak mempunyai rasa kemanusiaan? Seandainya jika tingkat kepuasan konsumen diukur dari segi ketampanan, apakah sebuah kesialan bagi mereka yang terlahir dengan kondisi kurang tampan?

Jangan karena menganggap suatu pekerjaan adalah hal remeh lantas kita bisa semena-mena mengatur semuanya atas kehendak kita. Apalagi mencancel sebuah orderan penyedia jasa online, jangan pernah mempermainkan mereka, kalau tidak serius order ya jangan order. Kasihanilah mereka, saya suka bingung dengan orang yang suka pesen banyak dan ketika disamperin orangnya tidak ada, ditinggal begitu aja. Apa ia tidak berpikir bahwa ia telah merugikan orang lain?

Marilah kita tumbuhkan rasa kemanusiaan, empati terhadap diri kita agar kita tidak mudah berbuat semena-mena terhadap orang lain.

Mohon tunggu...

Lihat Konten Sosbud Selengkapnya
Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun