Ada seorang single mother bernama Bu Sum (bukan nama sebenarnya). Usia 30an, paras cantik, pekerjaan level manger sebuah perusahaan pengiriman. Bu Sum punya anak laki-laki satu berusia 2 tahun.
Bu Sum menggugat cerai suaminya sekitar setahun sebelumnya. Hal ini disebabkan mantan suaminya katahuan selingkuh dengan teman kerjanya. Hal inilah yang membuat Bu Sum mengalami sakit hati dan kekecewaan yang sangat mendalam. Sehingga permohonan maaf, serta pertobatan yang dilakukan oleh suaminya, tidak digubris sama sekali oleh Bu Sum. Padahal suaminya sangat sayang pada Bu Sum dan anaknya. Suaminya pun rela melapas semua hubungan dengan teman selingkuhnya. Dan andai Bu Sum meminta syarat, maka mantan suaminya mau memenuhinya dengan tulus. Namun hati Bu Sum telah tertutup. Kekhilafan suaminya, meski bersedia bertobat, dianggap sebagai tabiat yang sudah paten melekat pada suaminya.
Ketika kurang lebih setahun hidup sebagai single mother. Bagaimana harus membagi waktu sebagai profesional yang memiliki tanggung jawab kerja, bagaimana harus berperan sebagai ibu dan ayah bagi anaknya, bagaimana harus memikirkan semua persoalan sendirian. Beruntung ada ibunya Bu Sum, yang bersedia dititipin anak saat Bu Sum bekerja.
Bu Sum pun mulai membuka hati terhadap laki-laki. Dia berniat jika ada laki-laki single, baik perjaka atau duda, asal mau menerima dia dan anaknya, serta sama-sama saling cinta, maka bolehlah untuk melanjutkan ke pelaminan. Bu Sum merasa butuh bahu untuk bersandar dalam menjalani kehidupannya. Dan menurutnya wajar saja jika seorang janda mencari pendamping baru untuk menjadi suaminya kelak.
Alhasil setelah Bu Sum beniat membuka hati. Ada saja laki-laki yang ingin dekat dengan Bu Sum. Mungkin karena pengalaman pada pernikahan sebelumnya, Bu Sum lebih selektif dalam mem-profile laki-laki yang punya tanda-tanda ingin mendekatinya. Serta dia harus pintar memposisikan diri, sehingga tetap dipandang sebagai wanita terhormat. Meski terkadang stigma masyarakat awam cenderung negatif terhadap janda.
Sebuah pola mulai muncul setelah beberapa kali Bu Sum dekat dengan laki-laki. Hal inilah yang membuat Bu Sum tergerak untuk berkonsultasi dengan Pasutri OK. Untuk membantunya menemukan perspektif baru serta solusi masalahnya.
Ketika Bu Sum membuka hatinya. Maka ada saja laki-laki yang dia kenal menampakkan tanda-tanda ingin lebih dekat pada Bu Sum. Dan jika ada laki-laki yang sesuai dengan kriteria Bu Sum, maka Bu Sum bersedia untuk lebih intens berkomunikasi bahkan sampai menjalin hubungan kasih.
Namun muncul sebuah pola yang unik. Dan pola inilah yang sangat menganggu Bu Sum. Polanya adalah bahwa setiap laki-laki yang dekat dengan Bu Sum, dan kemudian lulus dari fit and proper test yang dilakukan Bu Sum. Dan ketika hubungan mereka semakin dekat. Kemudian terungkaplah bahwa si laki-laki sudah memiliki istri. Sebagian laki-laki ada yang ingin menjadikan Bu Sum sebagai istri kedua, dan ada sebagian yang sedang dalam proses cerai dengan istrinya.
Setelah kondisi ini terkuak. Bu Sum langsung memutuskan hubungan kasih dengan laki-laki tersebut. Dia tidak ingin menjadi pelakor, atau dituduh sebagai pelakor. Bu Sum tahu betapa sakit hatinya ketika mengetahui suaminya dulu selingkuh. Dan Bu Sum tidak ingin ada istri-istri lain mengalami sakit hati yang sama. Apalagi jika dia sebagai pelakor-nya.
Namun ketika Bu Sum putus dengan satu laki-laki. Dan selang beberapa waktu kemudian menjalin lagi hubungan akrab dengan laki-laki berikutnya. Polanya sama. Semakin akrab, dan kemudian terkuak laki-laki ini sudah punya istri. Lalu Bu Sum memutuskannya. Dan di waktu berikutnya ketika Bu Sum akrab dengan laki-laki, pasti awalnya asik dan sesuai deng kriteria yang diinginkan Bu Sum. Namun seiring waktu, ketika semakin akrab, terkuak lagi bahwa laki-laki ini sudah punya istri.
Pola inilah yang membuat Bu Sum pusing. Mengapa setiap dia dekat dengan laki-laki, pasti sudah beristri. Padahal Bu Sum sangat menolak untuk menjadi istri kedua, ataupun merebut suami orang. Bu Sum ingin punya suami yang tulus, jujur, sayang padanya dan anaknya, serta berstatus single. Bukan laki-laki beristri ataupun yang sedang dalam proses cerai.