Mohon tunggu...
okmi astuti
okmi astuti Mohon Tunggu... Guru - Menulis is habit, menulislah sepanjang hayat

Perempuan dengan tiga anak, yang kesehariannya mengajar dan menjadi ibu rumah tangga. Ingin menjadi penulis tapi belum terbiasa menulis. Saat ini sedang mengikuti kelas belajar bersama Omjay dan rekan-rekan. Semoga bisa menjadi penulis hebat seperti mereka.

Selanjutnya

Tutup

Humaniora

Makna Perayaan Hari Ulang Tahun Negara Kesatuan Republik Indonesia

14 Agustus 2021   10:09 Diperbarui: 14 Agustus 2021   10:29 240
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Merah Putih Berkibar dari Puncak Gunung Kerinci

Nampak nya perayaan 17 Augustus 2021 tahun ini menjadi tahun yang menyedihkan bagi saya. Bagaimana tidak, tepatnya satu hari sebelum perayaan tersebut, saya harus menemani suami kontrol ke rumah sakit dan selanjutnya mendapatkan jadwal kemoterapi untuk penyakit yang diderita.

Banyak yang harus dipersiapkan, bukan hanya fisik belaka tapi  mental dan keimanan juga. Saya akan diuji dengan banyak ujian. Apalagi setelah berlangsung nya kemoterapi. Tubuh suami akan melemah, perasaan tidak nyaman, mual, muntah, makan susah sementara nutrisi harus masuk. Belum lagi muncul nya efek yang lain. Perjuangan lahir batin yang membutuhkan kesabaran ekstra.

Sementara di hari yang sama  bertepatan juga dengan jadwal try out assessment nasional. Jika saya tidak bisa menempat dan membagi waktu maka saya akan tertekan sendiri. Takut nya kejiwaan saya yang bermasalah. Tapi  Alhamdulillah, sejauh ini, semua baik-baik saja. Semoga semua cobaan ini bisa dilalui dengan baik.

Bagaimana dengan acara Perayaan tujuh belasan nanti? Jika memungkinkan menonton Live streaming you tube pelaksanaan upacara detik-detik pengibaran  sang sangka merah putih bersama suami di ruangan  yang penuh kenangan ini. 

Jadi mewek sendiri mengingat perjuangan pahlawan-pahlawan bangsa yang yang rela mati   untuk merebut  kemerdekaan negara tercinta. Tidak mengenal lelah, di hati mereka hanya ada satu kata, merdeka atau mati. 

Hasil perjuangan, pertumpahan darah, keringat, semangat, dan rasa kecintaan akhirnya membuahkan hasil. Tepat nya tanggal 17 Agustus 1945 berkibarnya Sang Sangka  Merah Putih. Tangisan bahagia di seluruh nusantara seakan tumpah dengan sendirinya. Inilah puncak akhir dari perjuangan anak bangsa. 

Bagaimana dengan kita sekarang ini. Apa yang telah kita perbuat untuk negara ini? Apa yang telah kita sumbangkan untuk perjuangan mereka? Kita bertugas mempertahankan kedaulatan bangsa, mempertahankan negara ini tetap merdeka, tanpa penjajahan di atas nya. apakah kita sudah melakukannya? Sejenak mari kita renungkan dan tanyakan pribadi masing-masing, apakah kita sudah adil untuk negara tercinta ini?

Ketika mendengar lagi kebangsaan dinyanyikan, kalau  benar-benar dihayati, jiwa raga akan bergetar. Lagu kebangsaan itu sendiri menyimpan seribu makna. Indonesia tanah air tercinta, tanah kelahiran, tanah dimana kita hidup dan tumbuh, jangan sampai diambil penjajah. Jangan sampai perjuangan mereka selama ini sia-sia. Lihatlah kondisi bangsa ini sekarang, semoga melalui momentum perayaan ini, ada mukjizat untuk bangsa ini ke depan nya.

Tangisan akan hadir dengan sendirinya, apalagi ketika penghormatan bendera merah putih. Meskipun korona melanda, perayaan akan tetap berlangsung  baik secara langsung dengan mematuhi protokol kesehatan yang ketat maupun secara daring. Yang terpenting semangat kemerdekaan tidak boleh hilang dan musnah. 

Masih di hari yang sama, Selanjutnya menghubungi jagoan dan putri-putri tercinta, generasi penerus bangsa. Dengan memegang erat dan menunjukkan bendera merah putih di hadapan mereka. Memberi semangat untuk mereka senantiasa mencintai negara nya.  Kita bisa berkomunikasi tentang makna dari bendera tersebut sekaligus menanyakan keadaan mereka. Semoga semua proses cepat berlalu hingga bisa berkumpul kembali dengan mereka.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun