Mohon tunggu...
okmi astuti
okmi astuti Mohon Tunggu... Guru - Menulis is habit, menulislah sepanjang hayat

Perempuan dengan tiga anak, yang kesehariannya mengajar dan menjadi ibu rumah tangga. Ingin menjadi penulis tapi belum terbiasa menulis. Saat ini sedang mengikuti kelas belajar bersama Omjay dan rekan-rekan. Semoga bisa menjadi penulis hebat seperti mereka.

Selanjutnya

Tutup

Humaniora

Corona Makin Mengganas

27 Juli 2021   13:04 Diperbarui: 27 Juli 2021   13:10 67
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Tahun pelajaran baru 2021-2022 yang telah dirancang tatap muka akhirnya kembali dibatalkan karena corona virus tidak mau memisahkan  dirinya dari kehidupan dan tubuh manusia. 

Ribuan nyawa telah direnggut, ribuan manusia terbaring di rumah sakit semua adalah olah nya. Belum lagi masyarakat yang tidak bisa bekerja, kehilangan pekerjaan, di PHK sepihak bahkan benar-benar harus memulai dari nol karena tidak tahu apa yang harus dilakukan.

Kemunculan Corona lebih kurang 2 tahun belakangan  ini benar-benar telah merubah kebiasaan masyarakat. Sifat kegotong-royongan mulai menghilang, rasa kebersamaan memudar, silaturahmi terbatas.  Antar satu dengan yang lain saling  berprasangka bakalan  menularkan virus ini. Alangkah hebat nya skenario yang tercipta dengan lahir nya virus ini.

Saya sering bertanya, apakah ini adalah Skenario Tuhan? Entahlah. Saya tidak bisa menjawab pertanyaan ini. Bagi saya, pinyakit ini memang ada tapi perkembangan dan penyebaran nya itu seperti tanda tanya. Apakah virus ini benar-benar sedasyat yang digemborkan? Atau ini hanyalah sebagai alat untuk kepentingan tertentu?

Hampir semua sektor kehidupan lumpuh. Mulai dari ekonomi, pendidikan, perdagangan, perindustrian, pertanian, pariwisata bdan lain sebagainya. Bagi mereka yang hidupnya berkecukupan bahkan lebih tidak akan berpengaruh pada keadaan ini. Tapi tidak bagi masyarakat Menengah ke bawah, masa ini adalah masa tersulit bagi mereka. 

Mereka harus bekerja keras untuk  bertahan hidup. Mereka harus memutar kepala untuk memenuhi kebutuhan sehari-hari. Miris kata itu yang terucap. Ingin membantu tapi keadaan kita tidak berbeda jauh. Harapan masyarakat satu-satunya adalah Corona sirna dari muka bumi. Dengan begitu ekonomi akan pulih kembali. Anak-anak akan kembali bergembira dan berkumpul sambil belajar. Sekolah akan ramai. Ramai dengan celotehan, canda, tawa, ide, keusilan, kepintaran, dan kelucuan mereka.

Harapan itu  hanyalah angan belaka. Corona bukannya menghilang tapi makin mengganas. Beberapa daerah menerapkan PPKM, yang bertujuan membatasi penyebaran virus. Walaupun kondisi nya seperti itu, masih tampak keramaian dimana-mana. 

Semoga masyarakat makin sadar dengan kondisi ini sehingga penyebaran virus tidak tambah melonjak makin hari. Semoga ini adalah teguran untuk kita semua bahwa dunia makin tua. Dengan begitu kita harus instropeksi diri terhadap apa yang telah dilakukan selama ini.  Saat-saat seperti ini Kita harus mendekatkan diri dan  menyiapkan segala keperluan untuk menemuiNya. Semoga keadaan ini segera berlalu.

Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun