Mohon tunggu...
Oki Wibisono
Oki Wibisono Mohon Tunggu... Wiraswasta - PRO NETIZEN

Diri ini bukan siapa-siapa

Selanjutnya

Tutup

Cerpen

Sebelum Ada Dia, Aku Sudah Bersamanya

5 September 2018   10:48 Diperbarui: 5 September 2018   10:50 385
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Ku sambut pagi ini dengan gembira dan penuh semangat, karena sudah ada seseorang yang akan mengajak ku berpetualang dan melihat dunia, sebab hari ini adalah hari pertamaku mulai beraktivitas bersama tuan baru ku. aku harus prima dan enerjik. dan jadwal pagi ini aku harus ikut tuan baru ku ikut ke tempat yang katanya banyak ilmu disana yaitu sekolah, selama perjalanan dari rumah ke sekolah ia sangat senang, di tambah cuaca hari ini cerah sekali. mulai hari ini aku berjanji akan buat ia senang terus. setelah sampai, aku di suruh menunggu di depan.

"Tunggu disini saja ya!" katanya.

Oh..iya aku sampai lupa belum kenalan, perkenalkan nama ku Asep, dan tuan baruku bernama Anto.

Di bawah pohon yang rindang, aku menunggu, 1 jam berlalu 4 jam berlalu. aku masih menunggu, pas tepat pukul 14.30 terdengar lonceng bel panjang tandanya pulang. terlihat ia berjalan cepat menuju kapada ku, lalu kita pulang bersama, walau sengatan matahari sangat panas, aku lihat raut wajahnya tetap gembira. 4 desa 2 kecamatan kami lalui bersama. Sampailah kami di rumah dengan selamat. sebelum ia masuk rumah aku disandarkan di tembok. sambil di sandarkan lalu ia berkata "terima kasih untuk hari ini". sungguh kejadian ini akan aku ingat-ingat selalu.

Hari kedua dan ketiga dan seterusnya hampir sama dengan hari pertama, karena rutinitas ku menemani Anto kemana pun ia pergi. aku lah satu-satunya teman yang mau dan bisa diajak pergi.

Tak terasa sudah memasuki bulan januari, dimana di bulan ini hujan akan terjadi hampir setiap hari persis kayak namanya, Januari= hujan sehari-hari.

Di minggu ke 2 bulan Januari kami sering pulang kehujanan, karena Anto orang nya bandel, kalau pas pulang hujan selalu di terjang. aku pun ikut semangat walau basah semua, dan palingan kalau nanti pulang yang di marahi ibu, hanya Anto saja. sesampainya dirumah aku di taruh tembok samping rumah. Ia masuk dengan cara mengendap-endap kayak prajurit, dengan harapan supaya tidak di ketahui ibu. tap ibu adalah orang sakti pasti akan tau.

"kemarin kan ibu udah bilangg kalo hujan, ngiup dulu. inikan bukunya basah semua  dan kamu kalo sakit yang repot ibu.. bla bla..bla" ibu ngomel-ngomel sama Anto.

Panas hujan kami lalui bersama, dan tak terasa sudah 3 tahun, aku sadar kalau aku ini hanya sebagai alat, tapi selama ini aku tidak merasa di peralat oleh nya. aku bahagia ketika bisa menjadi sarana penunjang untuknya. dan itu sudah jadi landasan awal ku.

Sekarang Anto sudah duduk di bangku kelas 12, dan aku masih tetap selalu ikut kemana saja. dengan kesibukannya di kelas 12 ini. Dari belajar kelompok di rumah temannya, hingga mengerjakan tugas sendiri. walau ia mengajakku kemana saja, ia tidak lupa perawatan dengan segala yang mengenaiku. ia sungguh bertanggung jawab.

Sebentar lagi anto akan menghadapi Ujian Nasional, aku berdoa untuknya semoga di beri kelancaran dan pastinya lulus Ujian Nasional. satu minggu sebelum ujian ia sibukan dengan belajar belajar dan terus belajar. dari jauh aku menyemangati dengan caraku sendiri.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Cerpen Selengkapnya
Lihat Cerpen Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun