Mohon tunggu...
Okky Putri Rahayu
Okky Putri Rahayu Mohon Tunggu... Full Time Blogger - Ngeblog saat senggang

Pernah belajar mencampur larutan kimia, kini lebih suka mencampur kata-kata.

Selanjutnya

Tutup

Cerpen Pilihan

Cerpen | Sepetak Lubang di Bumi

31 Januari 2020   20:13 Diperbarui: 31 Januari 2020   20:10 602
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Cerpen. Sumber ilustrasi: Unsplash

            "Tadi kan..." aku kehilangan kata-kata.

            "Iya, tadi dia dijemput suaminya mau ke kota. Di jalan tabrakan. Sekarang jenazahnya masih di rumah sakit."

Masih belum kering di mataku, senyum Surti pagi tadi. Dasternya. Kerudung instannya. Juga perut buncitnya. Baru tiga jam, dan hidup mendadak berhenti untuk Surti.

            "Kok cuma 1 lubangnya Pak..." tanyaku penasaran soal kabar suaminya.

            "Suaminya selamat, bayinya juga. Cuma Surti."

Kalimat terakhir pak haji membuatku semakin lemas. Untuk tetap kuat berdiri tegak saja aku bersusah payah. Apalagi untuk mengangkat cangkul dan menggali lubang tempat Surti akan menyatu dengan bumi.

Aku tak percaya, dari dari sekian banyak lubang yang sudah kugali, ternayata tiba untuk waktunya Surti. Kutawarkan tempat di hati, tapi kamu memilih sepetak lubang di bumi. Oh Surti.... Kataku dalam hati. Dan mendadak aku limbung. Tak terima dengan kabar ini.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
Mohon tunggu...

Lihat Konten Cerpen Selengkapnya
Lihat Cerpen Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun