Mohon tunggu...
Okto Klau
Okto Klau Mohon Tunggu... Wiraswasta - Penulis lepas

Menulis adalah mengabadikan pikiran

Selanjutnya

Tutup

Kebijakan Artikel Utama

Harga Beras dan Bahan Pokok Naik, Siapa Bertanggung Jawab

20 Maret 2023   01:33 Diperbarui: 22 Maret 2023   04:15 1408
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Harga beras di Pasar Andi Tadda Kota Palopo, Sulawesi Selatan selama sepekan terakhir mengalami kenaikan harga hingga Rp 3.000 perkilogram, Rabu (8/3/2023). Foto: MUH. AMRAN AMIR via Kompas.com

Akibanya langsung dirasakan oleh para pedagang kue dan panganan yang memakai terigu gandum sebagai bahan dasar. Pemerintah waktu itu mulai memikirkan alternatif lain yaitu membuat terigu berbahan dasar ubi kayu. Apakah berjalan, tidak.

Sementara itu, sebelumnya di awal 2022 kita sudah mulai ribut soal minyak goreng. Ulah beberapa oknum yang menimbun minyak goreng menyebabkan harga minyak goreng naik drastis.

Saling tuding terjadi. Kasus ini mulai redah dengan ditangkapnya para pelaku penimbunan baik dari pemerintahan maupun pihak swasta.

Solusi dari pemerintah adalah minyak kita. Sementara minyak kemasan lainnya, harganya tidak dapat dibendung. Sayangnya, harga minyak kita yang semula 14ribu per liter sekarang sudah menjadi 17ribu di beberapa daerah. Bahkan stoknya mulai berkurang.

Masyarakat mulai terbiasa dengan harga tinggi dari minyak-minyak kemasan bermerek seperti Bimoli, Sedap, dan beberapa yang lainnya. Harga-harga minyak ini memang turun kembali, tapi tidak seperti sedia kala. Naiknya tinggi tapi turunnya sedikit.

Saat ini, masyarakat mulai dilanda kepanikan karena beras mahal.

Harga beras saat ini sudah menyentuh 15 ribu hingga 16 ribu per kilogramnya di beberapa wilayah, termasuk Nusa Tenggara Timur (NTT). Padahal pada Januari lalu masih bisa didapat dengan harga 10 ribu hingga 12 ribu per kilogram.

Berdasarkan data sistem pemantauan pasar dan kebutuhan pokok (SP2KP) Kementerian perdagangan, harga beras di Indonesia terus naik sejak Agustus 2022. Dan sejak awal 2023, kenaikannya mengalami lonjakan yang sangat drastis.

Padahal Kementerian Pertanian menyatakan stok beras aman. Tetapi kenyataan di lapangan justru berbanding terbalik dengan pengakuan pemerintah.

Apa yang ditempuh pemerintah? Impor adalah solusi instannya. Untuk mencukupi stok beras dalam negeri dilakukan impor sebagai upaya menekan kenaikan harga beras. Pemerintah sejak akhir tahun lalu telah mengimpor 500 ribu ton beras yang sudah ditangkan secara bertahap sejak Desember (Databoks.com).

Meski demikian harga beras tetap merangkak naik dengan pasti.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Kebijakan Selengkapnya
Lihat Kebijakan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun