Keuskupan Atambua mendapat 8000 pohon anakan jeruk keprok hasil stek dari Badan Pengelolaan Daerah (BPD) DAS Benain.
Anakan-anakan jeruk keprok tersebut akan dibagikan kepada umat dan juga dua paroki yang iklimnya cocok untuk tanaman jeruk keprok.
Selain itu anakan jeruk keprok ini juga akan ditanam di kebun percontohan di tanah Keuskupan.
Anakan jeruk keprok ini dibudidayakan oleh BPD DAS Benenain di kabupaten Timor Tengan Selatan (TTS), Soe.
Setelah didistribusikan ke Keuskupan, selanjutnya anakan-anakan tersebut akan langsung didistribusikan selanjutnya ke lokasi-lokasi yang sudah dipilih untuk budidaya jeruk keprok ini.
Lokasi-lokasi yang dipilih untuk penanaman anakan-anakan jeruk keprok ini sesuai dengan persyaratan jenis tanah, suhu, dan juga kelembaban yang sesuai agar jeruk keprok dapat tumbuh dengan baik.
Jeruk keprok dapat tumbuh dengan baik di dataran tinggi dan dataran rendah. Meski sangat cocok tumbuh di daerah dataran tinggi tapi kemiringan lahan tidak boleh melebihi 30 derajad.
Sementara itu, jenis tanah yang baik untuk jeruk keprok adalah tanah latosol atau tanah andosol dengan PH kurang dari 6 serta memiliki drainase yang baik.
Suhu optimal untuk tanaman ini adalah 25-30 dejajad celsius tetapi masih bisa tumbuh dengan baik di suhu 38 derajad celsius.
Seperti tanaman jeruk pada umumnya, jeruk keprok juga membutuhkan sinar matahari yang cukup sepanjang hari agar dapat tumbuh dengan optimal. Kelembaban optimum untuk jeruk keprok berkisar antara 70 sampai 80 %.
Untuk itu lokasi yang dipilih selain perkebunan contoh milik Keuskupan adalah Laktutus dan Eban. Laktutus merupakan sebuah wilayah yang berada di Kabupaten Belu, kecamatan Nanaetdubesi.
