Mohon tunggu...
Okto Klau
Okto Klau Mohon Tunggu... Wiraswasta - Penulis lepas

Menulis adalah mengabadikan pikiran

Selanjutnya

Tutup

Kebijakan Artikel Utama

Inflasi Dunia Telah Menggoncang Harga Tiket Penerbangan Domestik Kita

4 Agustus 2022   13:38 Diperbarui: 12 Agustus 2022   07:45 872
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ilustrasi harga tiket pesawat naik. Sumber: Thinkstock via Kompas.com

Para penumpang pasawat terbang harus merogoh gocek lebih dari biasanya jika ingin melakukan perjalanan menggunakan jasa penerbangan.

Pasalnya, tarif penerbangan akhir-akhir ini naik cukup signifikan akibat dari inflasi dunia yang berkepanjangan.

Para maskapai penerbangan telah diijinkan oleh Kementerian Perhubungan (Kemenhub) untuk melakukan penyesuaian biaya pada angkutan udara penumpang dalam negeri.

Hal tersebut merupakan buntut dari Keputusan Menteri Perhubungan Nomor 68 tahun 2022 tentang biaya tambahan tarif penumpang pelayanan kelas ekonomi angkutan udara niaga berjadwal dalam negeri yang mulai berlaku sejak ditetapkan pada 18 April 2022 lalu.

Telah diperkirakan pula bahwa harga tiket penerbangan akan sulit turun meski pemerintah terus berupaya dengan segala cara agar menormalkannya kembali.

Menurut Bhima Yudhistira, Direktur Center of Economic and Law Studies (CELIOS) sebagaimana dikutip dari Kompas.com, naiknya harga tiket pesawat sangat dipengaruhi oleh tiga faktor, yaitu naiknya harga bahan bakar avtur, ketidakseimbangan antara permintaan dan penawaran dalam penerbangan, dan maskapai penerbangan memanfaatkan permintaan yang tinggi untuk mendapat keuntungan.

Naiknya bahan bakar minyak sangat dipengaruhi dua peristiwa besar yang membuat negara-negara di dunia ketar-ketir, yaitu pandemi covid-19 dan perang Rusia-Ukraina.

Bahkan beberapa negara telah berada di tepi jurang resesi. Sebut saja AS (Amerika Serikat). Negeri adi  daya itu menurut defenisi resisi maka negera tersebut telah mengalami resesi meski mereka tidak mau mengakuinya.

Harga pangan dunia melejit tak terkendali. Sementara itu harga minyak mentah (crude oil) telah bertahan cukup lama di atas 100 USD perbarel. 

Ditutupnya keran ekspor dari Rusia membuat keseimbangan ekspor-impor dunia yang selama ini terjaga dengan rapi menjadi terganggu.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Kebijakan Selengkapnya
Lihat Kebijakan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun