Mohon tunggu...
Okto Klau
Okto Klau Mohon Tunggu... Wiraswasta - Penulis lepas

Menulis adalah mengabadikan pikiran

Selanjutnya

Tutup

Worklife Artikel Utama

4 Trik Jitu Menghadapi Atasan yang Terlalu Demanding

1 Juli 2022   18:05 Diperbarui: 2 Juli 2022   04:47 1388
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ilustrasi atasan banyak mau (Sumber: imtmphoto via kompas.com) 

Bila ia banyak menuntut, kita perlu mengingatkannya apa yang menjadi prioritas kita sehingga pekerjaan-pekerjaan yang menjadi tanggung jawab kita tidak sekedar asalan-asalan saja.

Ketiga, menghindari menjadi "yes man".

Menghadapi atasan yang terlalu menuntut memang membutuhkan kesabaran ekstra, sebab mau tidak mengikuti perintah, dia adalah bos kita.

Namun bukan berarti dia adalah bos, jadi semua kemauannya harus kita ikuti semuanya. Kita tidak harus menjadi "yes man" bagi bos.

Untuk itu, profesionalitas kerja kita harus tetap dipertahankan. Kita bekerja secara profesional dan untuk itu semua pekerjaan yang dipercayakan, kita kerjakan secara profesional.

Ada atasan yang selalu merasa bahwa hasil kerja bawahannya tidak memuaskan. Karena itu, ia selalu menuntut dan menuntut bawahannya untuk memberi lebih.

Keempat, tunjukanlah performa maksimal kita dalam kerja.

Performa kerja yang maksimal membuktikan bahwa kita benar-benar bekerja dan bertanggung jawab secara penuh atas pekerjaan yang kita lakukan.

Agar performa kerja kita menjadi maksimal, maka profesionalitas kita harus tetap terjaga. Sekali lagi, fokus dan fokus pada pekerjaan dan tugas yang diberikan.

Akan lebih baik berkonsentrasi dan fokus pada pekerjaan kita dari pada sepanjang hari menjadi stres dan panik akibat tuntutan bos yang kadang-kadang melebihi kemampuan manusiawi kita.

Inilah empat trik menghadapi bos atau atasan yang terlalu menuntut. Yang paling utama adalah komunikasi. Kita harus menyampaikan hal-hal yang menjadi prioritas kerja kepada atasan seperti itu.

Tetap tenang dan utamakan pekerjaan yang menjadi prioritas.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Worklife Selengkapnya
Lihat Worklife Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun