Mohon tunggu...
Okto Klau
Okto Klau Mohon Tunggu... Wiraswasta - Penulis lepas

Menulis adalah mengabadikan pikiran

Selanjutnya

Tutup

Healthy Artikel Utama

Dilema Para Pengusaha Air Kemasan dan Isi Ulang Galon

16 Mei 2022   03:02 Diperbarui: 16 Mei 2022   17:10 7057
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ilustrasi pekerja air galon isi ulang membawa galon. Sumber: Kompas.com/Agus Susanto

Sebagai partikel plastik yang telah mengalami degradasi, mikroplastik akan dengan mudah masuk ke dalam tubuh manusia.

Salah satu organisasi jurnalistik nirlaba yang berbasis di Washington DC, Orb Media sudah merilis penemuannya secara serentak di media seluruh dunia pada akhir 2017 dan awal 2018, termasuk Tempo yang menjadi partner penelitian.

Penelitian tersebut dilakukan di 19 negara. Mereka memilih satu merek air minum kemasan yang paling populer.

Penelitian di Indonesia dilakukan dengan mengambil 30 sampel air kemasan di tiga kota besar, yaitu Jakarta, Bali, dan Medan.

Dari sampel yang dikumpulkan, ditemukan bahwa dalam satu botol air kemasan mengandung jutaan partikel plastik berukuran mikroskopis.

Data ini mengejutkan sebab air yang kita anggap paling murni ternyata mengandung jutaan mikroplastik yang sangat berbahaya.

Secara tidak sadar tubuh kita telah penuh dengan berbagai  mikroplastik dari berbagai air kemasan yang kita konsumsi selama ini.

Kita ketahui bahwa akhir-akhir ini air minum kemasan plastik menjadi primadona hampir di seluruh dunia.

Padahal air dalam kemasan plastik membuatnya menjadi lebih mudah dibawa untuk menjangkau wilayah-wilayah yang mengalami kekurangan air bersih.

Selain itu, lihatlah acara-acara besar yang kita selenggarakan selama ini. Air kemasan selalu menjadi pilihan yang praktis dan mudah.

Kebiasaan mengonsumsi air dalam kemasan sepertinya telah membudaya.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
  6. 6
Mohon tunggu...

Lihat Konten Healthy Selengkapnya
Lihat Healthy Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun