Mohon tunggu...
Okto Klau
Okto Klau Mohon Tunggu... Wiraswasta - Penulis lepas

Menulis adalah mengabadikan pikiran

Selanjutnya

Tutup

Money Pilihan

Ternyata Ini Dua Faktor Penyebab Harga Minyak Goreng Melambung Tinggi

9 April 2022   14:34 Diperbarui: 9 April 2022   18:20 727
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ilustrasi berbagai minyak goreng di pasaran. Sumber: JPNN.com

Salah satu pelaku usaha warung makan ayam goreng  asal Pabean-Sukoharjo misalnya, mengeluh bahwa sudah dua bulan sejak harga minyak goreng naik membuat biaya produksinya ikut naik. Sedangkan penjualan stabil bahkan cenderung menurun.

Atau kisah lain salah satu pelaku usaha krupuk di kecamatan Kepanjen, Kabupaten Malang seperti yang dikutip dari Tribun-Video.com, memutuskan berhenti produksi akibat harga minyak goreng terlampau tinggi. Akibat lanjutnya adalah beberapa karyawan yang dipekerjakannya harus dirumahkan pula.

Banyak yang mengeluh sebab usaha mereka merugi sejak harga minyak naik. Kalau disiasati dengan menaikan harga hasil produksi sudah pasti pembelinya menurun dan bisa jadi tidak ada yang beli.

Harga minyak goreng sebelumnya perliter Rp 14.000 sekarang menjadi Rp 25.000 bahkan di daerah-daerah lain perliternya sudah menjadi Rp 30.000 bahkan untuk minyak kemasan tertentu sudah menyentuh Rp 50.000 an perliter.

Kondisi pandemi Virus Corona yang belum berakhir plus kenaikan harga minyak goreng jelas sangat berpengaruh pada usaha pelaku UMKM terutama UMKM yang bergerak di sektor kuliner.

Naiknya harga minyak goreng mengakibatkan biaya produksi menjadi tidak sesuai. Karena itu solusi yang tepat sasar harus dicari sehingga usaha para pelaku UMKM tetap berjalan dan ekonomi tetap bertahan.

Ketua Umum Asosiasi UMKM Indonesia (Akumindo), M. Ikhsan Ingratubun kepada Kumparan mengatakan bahwa ada sekitar 35 persen dari total UMKM terdampak kenaikan komoditas tersebut.

Menurutnya, minyak goreng termasuk ke dalam komoditas ketahanan pangan. Membiarkan minyak goreng diserahkan kepada dinamika pasar adalah keliru karena produsen bisa semena-mena menentukan harga.

Kenaikan harga minyak yang tiba-tiba sebagai akibat pencabutan HET oleh pemerintah memang sangat memberatkan.

Padahal UMKM kita baru saja akan bangkit karena pemerintah berhasil menangani Covid-19. Tapi kenaikan produk sembako seperti minyak goreng secara tiba-tiba beberapa waktu lalu memberi dampak negatif bagi tumbuh kembang UMKM.

Kalau hanya untuk goreng-menggoreng di rumah tangga, kita boleh saja mencontohi demo memasak tanpa minyak Ibu Megawati. Tetapi kalau untuk usaha, spertinya demo memasak itu mesti kita kesampingkan.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
Mohon tunggu...

Lihat Konten Money Selengkapnya
Lihat Money Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun