Mohon tunggu...
Sutan Dijo
Sutan Dijo Mohon Tunggu... Dosen - Seorang pria

Saya tinggal di Indonesia

Selanjutnya

Tutup

Humaniora

Demo 212 Ternyata Mendatangkan Keuntungan

5 Desember 2016   01:15 Diperbarui: 5 Desember 2016   01:38 311
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Humaniora. Sumber ilustrasi: PEXELS/San Fermin Pamplona

Demonstrasi besar-besaran - walaupun dinamakan “aksi damai”- pada tanggal 2 Desember 2016 lalu sungguh suatu peristiwa yang luar biasa. Ratusan ribu (ada yang bilang jutaan) orang berbondong-bondong datang ke suatu tempat, mengorbankan waktu, tenaga dan sumberdaya. Mereka semua merasa perlu datang hanya untuk melawan 1 orang saja bernama Ahok. Satu orang Ahok dianggap ancaman besar terhadap sebuah agama yg jumlah pengikutnya dipercaya mencapai 1 miliar orang. Diperlukan jutaan orang untuk “membela” agama mereka terhadap Ahok. Betapa luarbiasa berbahayanya Ahok ini!

Siapakah Ahok? Apakah yg dilakukannya, sehingga diperlukan jutaan orang datang untuk menghujat dan menuntut dia dipenjarakan? Alangkah berbahayanya Ahok ini! Dunia terheran-heran. Suatu hal yg absurd luar biasa. Lebih absurd daripada kasus Kanjeng Dimas yg menghebohkan dan mengherankan itu.

Kalau demo itu mendatangkan keuntungan dan berkah, siapa lagi yg paling beruntung selain Ahok? Kenapa Ahok yg dilawan jutaan orang namun malah mendapatkan berkah?

Kita saja sebagai manusia yg penuh kekurangan, akan bersimpati terhadap seorang manusia yg memperoleh musibah, yg diperlakukan tidak adil/dizalimi dan yg tidak berdaya, apalagi Tuhan. Jutaan orang melawan 1 orang. Apakah Tuhan yang mahapemurah dan pengasih, Tuhan yang mahapengampun dan mahaadil tidak melihat semua itu? Apakah Tuhan tidak akan mengubah setiap hujatan menjadi keberkatan bagi orang yg menerima hujat dan perlakuan yg tidak pada tempatnya? Semakin banyak hujatan, semakin banyak yg menghujat, semakin banyak yg mendemo Ahok, semakin banyak pula berkah bagi Ahok dari Tuhan yang mahapenyayang dan mahaadil. Ada ratusan ribu atau jutaan penghujat Ahok, alangkah banyaknya berkat Ahok.

Kita semua manusia yg punya dosa. Setiap kali kita datang kepada Tuhan kita minta Tuhan mengampuni, memaafkan kita. Kita mohon dan berharap Tuhan selalu mengampuni kesalahan-kesalahan kita, seumur hidup kita. Ketika seorang Ahok pada suatu kali dianggap mengucapkan sesuatu yg menghina suatu agama, Ahok mengakui bahwa dia sama sekali tidak bermaksud menghina, Ahok meminta maaf. Namun tiada maaf diberikan kepada Ahok. Orang-orang yg merasa tersinggung menolak memberi maaf. Kira-kira bagaimana sikap Tuhan? Bagaimana mungkin Tuhan yg mahapengasih tidak menjadi bersimpati kepada Ahok, betapapun dia mungkin orang yg menjengkelkan? Bagaimana mungkin Tuhan tidak menjadi tidak bersimpati kepada orang-orang yg selalu datang mohon ampun dosa-dosanya, namun tidak mau memaafkan kesalahan sesamanya manusia?

Ada seorang guru bahasa Inggris yg saya kagumi. Dia bercerita mengenai kucing-kucingnya. Ada 3 ekor kucing dia pelihara. Salah satunya buta. Setiap hari dia memberikan makanan kepada kucing-kucing itu, setiap kucing mempunyai piring jatahnya masing-masing. Namun kadang-kadang jatah kucing buta itu dimakan oleh kucing-kucing lain. Tentu saja kucing buta itu tidak bisa berbuat apa-apa, karena dia buta. Namun tentu saja sang majikan kucing buta itu tidak akan membiarkan hal itu. Kalau kucing lain yg tidak buta memakan jatah si kucing buta, maka jatah si kucing yg menyerobot itu akan dia ambil dan diberikan kepada si kucing buta. Kalau manusia saja akan berbuat seperti itu, apakah Tuhan tidak akan jauh lebih adil?

Nah, kalau Ahok, dilawan jutaan orang, difitnah dan dihujat, apakah Tuhan akan diam saja? Tentu Tuhan akan bersimpati dan memberikan kompensasi. Setiap tambahan hujatan akan mendatangkan tambahan berkat bagi Ahok. Berkat tersebut tentu saja diambil dari berkat yg seharusnya diterima oleh si penghujat. Seperti si kucing buta yg dibela tuannya, piring makanan dari si penyerobot akan diambil dan dialihkan kepada si kucing buta, demikian Ahok menerima berkat yg diambil dari berkat para pendemonya. Amin.

Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun