Mohon tunggu...
Fauji Yamin
Fauji Yamin Mohon Tunggu... Foto/Videografer - Tak Hobi Nulis Berat-Berat

Institut Tinta Manuru (faujiyamin16@gmail.com)

Selanjutnya

Tutup

Sosbud Artikel Utama

Fenomena Janda Usia Sekolah, Nyata dan Banyak Terjadi

23 Agustus 2022   16:47 Diperbarui: 30 Agustus 2022   11:04 1926
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Di Ballroom Hotel The Rich Jogya, saya mendengar istilah JUS atau Janda Usia Sekolah yang diungkapkan oleh Kepala BKKBN Hasto Wardoyo dalam Acara Jambore Duta GenRe dan Ajang Kreativitas Remaja (Adujak) Nasional. Kehadiran saya begitu kebetulan, saya ada beberapa urusan izin penelitian di Jawa Tengah.

JUS atau Janda Usia Sekolah begitu menarik minat saya. Apalagi menurut Hasto, terdapat 20 kasus perceraian di usia 15-18 tahun dari 1.000.

Pada akhirnya memunculkan fenomena bernama JUS yang dua hari ini cukup banyak di ulas media. Lantas benarkah fenomena ini? Jika benar maka temuan BKKBN ini patut diseriusi lantaran sangat berkaitan dengan stunting.

Seks di luar nikah dan perkawinan dini menjadi sebab utama angka perceraian anak usia sekolah, selain dari pengaruh narkoba. Tiga faktor utama yang sangat lekat dengan remaja sekolah. 

Kampanye tiga faktor ini sangat gencar dilakukan lembaga terkait. Tidak lain untuk penyiapan generasi mendatang. 

Janda usia sekolah merupakan sebuah fenomena kekinian. Berdasarkan data angka perceraian di Indonesia oleh BKKBN, pada 2015, angka perceraian di Indonesia ada sebanyak 350.000. Kemudian pada 2018 meningkat menjadi 450.000 pasangan dan 2021 mencapai 580.000 ribu pasangan (1)

Data angka perceraian (databoks.co.id)
Data angka perceraian (databoks.co.id)

Secara umum, data yang tersaji menunjukan bahwa angka perceraian masih tinggi. Berdasarkan kelompok usia dalam data BPS, 2022 presentase rumah tangga menurut daerah tempat tinggal ditemukan bahwa rentang umur 10-24 tahun untuk perempuan pada tahun 2021 di perkotaan yang sudah menikah sebesar 4,64% dan bercerai 4,23 % sementara di pedesaan 24,78% (kawin) dan 20,06% cerai. 

Dalam rentang usia tersebut menjukan bahwa kecenderungan bercerai memiliki presentase cukup tinggi.

Hal ini memberikan pandangan bahwa angka pernikahan dini di Indonesia masih cukup tinggi walaupun sempat mengalami penurunan secara nasional akan tetapi secara daerah masih cukup tinggi. (3).

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Sosbud Selengkapnya
Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun