Mohon tunggu...
Fauji Yamin
Fauji Yamin Mohon Tunggu... Foto/Videografer - Tak Hobi Nulis Berat-Berat

Institut Tinta Manuru (faujiyamin16@gmail.com)

Selanjutnya

Tutup

Sosbud Pilihan

Keunikan Menitipkan Anak di Desa

5 Agustus 2022   19:21 Diperbarui: 5 Agustus 2022   19:37 368
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

" Tolong liat anak saya ya, saya mau ke kebun. Mau naik pala" 

Pesan seperti itu lumrah terjadi di desa. Orang tua yang anaknya sedang sekolah sementara mereka sedang punya kepentingan di kebun akan menitipkan anak-anak mereka kepada saudara-saudaranya bahkan hingga ke tetangga.

Anak-anak pun seakan sudah tau ketika pulang sekolah nanti akan ke mana. Biasanya mereka sudah terlebih dulu diberitahukan saat berangkat sekolah bahwa mereka akan ke kebun dan nanti mereka bisa makan di keluarga A atau B.

Inilah salah satu bentuk praktek sosial yang masih terawat hingga saat ini. Setidaknya di desa saya sendiri, Mateketen, Kabupaten Halmahera Selatan. 

Anak-anak dengan bebas dan aman bermain, makan, menonton TV hingga tidur di rumah manapun mereka bermain. Utamanya yang masih ada ikatan persaudaran. Namun tidak menutup kemungkinan, tak ada ikatan persaudaraan pun mereka bisa berada di rumah tersebut dengan aman tanpa ada sedikitpun masalah.

Di desa saya, orang tua tidak pernah kuatir anaknya bermain di mana atau sedang berada di rumah siapa. Karena jaminan keamanan begitu terasa. Kepercayaan antar warga begitu tinggi walau sering terjadi konflik antar orang tua.

Saling menitipkan sudah menjadi sebuah praktek sosial. Bahkan ketika orang tua mereka ke kota  seminggu lamanya pun anak-anak tidak pernah merasa kelaparan. Baik anak kecil berusia 7 tahun hingga anak SMA.

Selalu ada pintu yang terbuka, makanan yang tersaji dan kamar untuk di tiduri. Tentu dengan adab-adab yang juga di pahami anak-anak. Seperti tidak boleh masuk kamar utama pemilik rumah. 

Memasuki kamar pemilik rumah atau pasangan suami istri adalah hal terlarang di desa. Walaupun kecil yang tak tau apapun. Sekalipun sudah diijinkan.

Warga desa seakan punya tanggung jawab menjaga anak-anak kerabat, saudara hingga sekampung dengan mereka penuh keihlasan. 

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Sosbud Selengkapnya
Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun