Seorang anak kecil sedari tadi menunggu di pinggir pantai. Tanganya memegang senar pancing. Mukanya serius menangadah ujung senar, berharap ada sentakan atau pergerakan. Tanda ikan terkait.
Sedari tadi, tak menghasilkan strike. Sementara disampingnya, dua pria dewasa dengan senyum dan gelak tawa tanda bahagia. Mereka strike bertubi-tubi, hingga membuat si anak kecil disampingnya minder. Ikan-ikan yang mereka pancing sudah mencapai setengah ember cat.
Melihat itu, anak kecil ini berusaha sekat tenaga. Mengganti umpan, menggeser sedikit posisi, memperbaiki ikatan senar dan kail. Tapi belum juga usahanya membuahkan hasil.
Hingga sore menjelang, Ia yang hampir kering dihujami teriknya matahari. Putus asa menghampiri. Sejak keluar dari rumah siang tadi, Ia berharap panen strike. Semangatnya menggebu-gebu.
Saat hendak memutuskan untuk pulang, Ia tiba-tiba dihujani keyakinan untuk melempar  senar dan umpan sekali lagi. Seketika Ia ambil gulungan senar yang sudah ia gulung, kemudian mengaitkan sepotong umpan terakhir lalu Ia lemaprlan ke dalam laut.
Tak berselang lama, sebuah hentakan mengagetkannya. Wadah senar seketika terangkat, tanda ikan besar memakan umpannya. Ia sigap memegang tali senar, tidak Ia tahan rontakan dari ikan tersebut.
Ia mainkan perlahan-lahan, tari ulur. Strategi ini  Ia pelajari dari bapaknya yang seorang nelayan.Â
Dua pria disampingnya tiba-tiba syok melihat tarik ulur anak kecil ini. Hampir saja Ia tak mampu, sebab Ikan sebesar itu hanya mampu di taklukan orang dewasa.
Mereka berdua lantas meninggalkan senar mereka lalu membantu si anak kecil ini. Mengambil senar dari tangannya lalu mencoba melakukan perlawanan. Â Ujung senar yang hampir habis disambung dengan milik mereka yang tidak dipakai.
Setengah jam lamanya perlawanan itu, hingga seekor ikan besar berbobot 15 kg berjenis Giant Travelly ditaklukan. Anak kecil ini begitu girang. Semua orang yang berada di pantai ramai-ramai datang menonton sembari bertanya-tanya siapa yang berhasil memancingnya.Â