Diakhir pertemuan itu, sang ibu hanya berpesan agar menghargai siapa yang membesarkannya. Bagaimana proses mereka memberikan hidup bagi Adit hingga saat ini. Bagaimana buah kesabaran merawatnya.Â
Ibunya berharap walau sudah mengetahui siapa orang tuanya, akan tetapi tidak semerta-merta menjadi abai pada mereka.Â
Adit pun hanya menganguk sembari menggengam erat tangan ibunya.
Sore itu menjadi catatan penting bagi saya. Bahwa sejauh apapun seseorang hilang, pertalian darah tak pernah putus. Ada "Kuasa-Nya" pada dunia ini. Kuasa takdir yang tak mampu dibuat manusia.
Di Indonesia sendiri sangat lumrah perkara ini dialami oleh anak-anak. Banyak dasar dan tak terjadi begitu saja. Salah satu yang paling dekat ialah perkara ekonomi. Tak ada yang salah, itulah hidup. Penuh warna.
Selain itu, anak-anak yang tumbuh dalam kondisi ini berakhir dengan pencarian-pencarian yang hebat. Baik diadopsi ataupun di asuh.
Mereka terpaksa bergulat dengan diri sendiri, dengan sisi psikologi yang hebat.Tak jarang banyak dari mereka yang akhirnya salah arah namun tak jarang pula yang berhasil mencapai jawaban. Apapun itu, kondisi ini memiliki latar belakang yang kuat dan tidak bisa disalahkan karena setiap orang memiliki verita hidup yang sudah ditakdirkan.Â
Hargailah, sayangilah orangtua sebab diluar dana masih banyak anak-anak yang kehilangan kasih sayang karena sebuah sebab. (Sukur dofu-dofu)