Mohon tunggu...
Fauji Yamin
Fauji Yamin Mohon Tunggu... Foto/Videografer - Tak Hobi Nulis Berat-Berat

Institut Tinta Manuru (faujiyamin16@gmail.com)

Selanjutnya

Tutup

Sosbud Artikel Utama

Besi Putih, Kerajinan Tangan dari Bekas Alutsista Perang Dunia II

17 Februari 2021   00:18 Diperbarui: 17 Februari 2021   12:35 1882
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Berbagai pernak pernik dari besi putih. Dokpri

Bang, kalau balik ke sini bawakan saya kalung besi putih ya," pinta salah satu teman di Bogor ketika saya mengutarakan niat akan pulang kampung.

Permintaannya tersebut bukan tak beralasan. Kalung besi putih yang Ia pakai ternyata imitasi. Setelah sebelumnya ia tunjukan.

"Waduh bang, Imitasi ini. Besi putih asli bukan begini," sahutku sembari memberikan penjelasan singkat. Jawaban ini membuat Ia sedikit kecewa dan menceritakan asal usul ia memperoleh kalung tersebut.

Selain dia, sudah banyak kenalan yang meminta dibawakan survenir tersebut. Tak terhitung berapa kali saya menghadiahkan mereka sekembali dari Maluku Utara. Baik kalung, gelang, cincin, anting, dll. 

Kerajinan tangan besi putih sudah cukup tenar. Di timur, di periode 90-an hingga permulaan 2000, memakai besi putih bermakna identitas. Saya masih ingat, semasa SMP sampai perguruan tinggi, saya masih memakai kalung besi putih. 

Bahkan ketika di Kota besar semisal Jakarta, kami dapat mengenali mereka yang berasal dari timur hanya dengan melihat kalung, gelang atau anting besi putih yang mereka kenakan. Kalau sudah begini, kami tak ragu untuk saling menyapa.

Kerajinan tangan besi putih sudah lama dikembangkan, namun baru benar-benar tenar di periode 90 akhir memasuki Periode awal 2000-an. 

Di periode ini, kerajinan tangan besi putih sangat diburu baik dari dalam maupun luar kota. Pemasaran keluar kota ini sangat unik sebab, dulu para pedagang menjajakan besi putih setiap kali ada kapal Pelni semisal Umsini hingga KM. Lambelu berlabuh.

Kapal yang masuk ini selain membawa penumpang lokal juga membawa penumpang dari provinsi lain. Banyaknya penumpang merupakan potensi pasar bagi pedagang. Sehingga setiap berlabuh ada puluhan dari mereka lantas naik dan menjajakan besi putih.

Mereka memiliki penampilan yang juga cukup unik. Kerajinan tangan besi putih tidak digantung di leher atau di tangan melainkan diletakan di kopor berwarna hitam hasil desain sendiri.

Adapula dari mereka yang bahkan berjualan di atas kapal hingga berminggu-minggu. Itu lantaran mereka ikut menaiki kapal dan melakukan perjalanan sesuai rute kapal. Ada yang hingga ke Papua dan sampai ke Jakarta.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Sosbud Selengkapnya
Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun