Mohon tunggu...
Fauji Yamin
Fauji Yamin Mohon Tunggu... Foto/Videografer - Tak Hobi Nulis Berat-Berat

Institut Tinta Manuru (faujiyamin16@gmail.com)

Selanjutnya

Tutup

Sosbud Artikel Utama

Wajah Pasar Tradisional yang Unik

26 Januari 2021   16:11 Diperbarui: 27 Januari 2021   11:15 1646
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Jika banjir saja sudah demikian merugikan, bagaimana dengan pandemi Covid -19 saat ini? Menurut Asosiasi Pedagang Pasar Seluruh Indonesia, omset pedagang bahkan turun hingga 50 persen. Hal yang mengakibatkan terjadinya penurunan daya beli masyarakat. (1)

Jika satu pasar tradisional saja mengalami penurunan omset sebesar 50 persen atau menurut  55-70 persen (Kompas.id) maka berapa kerugian dari penyebaran uang serta daya beli masyarakat yang turun di 15.657 pasar tradisional di Indonesia? Tentu sangat besar.

Gairah ekonomi di pasar tradisional yang mulai tumbuh ini menunjukan terjadinya perbaikan berlahan dari kinerja ekonomi yang sempat jatuh. Menurut penelitian Vina et al (2019) ada dampak nyata peran pasar tradisional terhadap pengembangan pendapatan. Pun dengan penelitian Lusia Chirsma Phinten Puteri (2018) yang menemukan bahwa selain menunjang perekonomian juga menunjanh parawisata daerah.

Sebuah hasil yang memiliki konklusi dengan apa yang diterapkan oleh pemerintah Thailand. Tentu, dengan kondisi pandemi Covid-19 saat ini, gairah ekonomi yang saya saksikan di pasar ini sedikit memberikan angin segar. Sehingga perlu dorongan kuat dengan tidak mengabaikan protokoler kesehatan agar ekonomi bisa berjalan seiring perbaikan kesehatan.

*

Kurang lebih 20 menit, kami kemudian ditelpon untuk mengambil belanjaan yang sudah dibeli oleh istri paman saya. Kamipun bergegas menemui beliau. 

Setelah bertemu, kami kemudian diarahkan mengambil hasil belanjaan yang dititipkan ke pedagang. Ada beberapa pedagang yang kami tuju. Setelah mengambil barang, tanpa sengaja paman saya bertanya. "Ce sudah bayar kan?" 

"Belum Ko, nanti ditransfer saja," jawab pedagang.

Sembari menjawab itu tanpa sengaja saya melihat beberapa pedagang dengan pembeli yang sedang bertransaksi. Tanpa uang. Hanya menyodorkan handpone dan proses scan barcode terjadi.

Pikir saya waktu itu "wao canggih juga ya". Ternyata penerapan pembayaran nontunai pun (cashless) sudah mulai diterapkan. Sebuah perubahan transaksi yang baru saya sadari.

Sepemahaman saya, transaksi semacam ini belum menyentuh pasar tradisional. Namun apa yang saya saksikan justru berbeda. Bagi saya mungkin hal baru, saya tak tau bagaimana dengan orang lain. 

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
Mohon tunggu...

Lihat Konten Sosbud Selengkapnya
Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun