Mohon tunggu...
Fauji Yamin
Fauji Yamin Mohon Tunggu... Foto/Videografer - Tak Hobi Nulis Berat-Berat

Institut Tinta Manuru (faujiyamin16@gmail.com)

Selanjutnya

Tutup

Nature Artikel Utama

Visi Pemimpin yang Abai terhadap Sampah

28 November 2020   19:13 Diperbarui: 29 November 2020   08:38 441
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Sampah dipinggir laut Bastiong| Dokumentasi pribadi

Di perumahan yang berdekatan dengan laut, atau pasar-pasar tradisional. Praktik pembuangan sampah justru lebih mencengangkan. Semua dibuang kelaut.

Tumpukan sampah yang keluar melalui Kali Mati| Dokumentasi pribadi
Tumpukan sampah yang keluar melalui Kali Mati| Dokumentasi pribadi
Bak-bak penampungan sampah yang biasa diletakan di samping pasar justru tak dapat menampung volume yang sampah yang dihasilkan setiap hari.

Selain itu, sampah yang dihasilkan disini ialah sampah lokal dan sampah kiriman. Yap, Ternate adalah salah satu kota transit utama di Maluku Utara. Dari Ternate, orang-orang akan datang atau pergi kemana saja.

Alhasil, aktivitas manusia dan segala praktikny juga turut menyumbang sampah di kota kecil ini. Sampah-sampah ini lebih banyak ditemukan pinggiran laut. Bila di telusuri, setiap garis pantai di sini sudah dipenuhi oleh sampah-sampah plastik.

Permasalahan ini sebenarnya sudah menjadi masalah klasik yang mendapat perhatian cukup serius. Berbagai lembaga dan LSM sudah sering melakukan gerakan pembersihan juga advokasi. Misalnya di pusat-pusat pelabuhan besar, perbelanjaan dan pertokoan disediakan tempat-tempat sampah kecil. 

Sementara, berbagai inovasi juga sering digalakkan oleh anak-anak muda tentang tidak membuang sampah ke laut, ke kali mati dan mengelola sampah agar menjadi barang bernilai. Akan tetapi, gerakan-geralan masif itu tidak justru membuat masyarakat sadar lingkungan.

Sampah yang diletakan begitu saja.| Dokumentasi pribadi
Sampah yang diletakan begitu saja.| Dokumentasi pribadi
Lantas apa posisi pemerintah saat ini? Bisa dibilang pemerintah belum mempunyai inovasi dalam mengelola sampah karena masih menggunakan pola manajemen pengangkutan sampah yang tujuan akhirnya di TPA. 

Sebuah pola dasar pengangkutan sampah yang oleh penelitian Akbar et al (2014) menemukan bahwa sistem pengelolaan sampah di Kota Ternate masih menggunakan pola tradisional yakni kumpul, angkut, dan buang.

Selain permasalahan ini, tentu minimnya infrastruktur terutama armada angkut dan pola manajemen pengangkutan sepertinya harus ditata kembali. Sebab, dengan manajemen yang ada, pola pengangkutan kadang setiap minggu sekali atau 2-3 hari sekali.

Selain itu, masih minim sosialisasi terutama di kelurahan-kelurahan agar tidak membuang sampah sembarangan. Hal ini menyebabkan masyarakat bersikap acuh. Pola karakteristik acuh ini pula yang menjadi sebab kenapa banyak sampah dibuang dan ditumpuk sembarangan.

Tak jarang praktik membuang sampah baik basah atau kering dilakukan secara serampangan. Diletakan begitu saja tanpa membuang ke tempat yang sudah disediakan pemerintah. 

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Nature Selengkapnya
Lihat Nature Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun