"Kalau kapten tara (tidak) cedera, mungkin sekarang so (so) jadi pemain hebat,".
*
Menjelang malam sehabis santap malam, saya menemui kapten di ruang pribadinya. Di ruangan ini, hanya di tempati ia dan bendahara kapal. Ruangan yang tidak bisa di masuki oleh ABk sembarangan.
"Pak Kap, katanya dulu jadi pemain bola," Tanyaku membuka obrolan.
"Oh iya, dulu masih umur remaja. Di Persma.," Jawabnya
"Berarti dulu sering lawan Persiter," Tanyaku Kemudian. " Iya sempat dua kali. Tapi tara (tara) main," Jawabnya.
Roland pun menceritakan kisahnya dari awal ia bermain sepak bola hingga di tarik masuk ke tim Inti. Ia menimbah ilmu sepakbola di salah satu Sekolah sepakbola di Manado. Kemudian di tarik ke junior Persma sekira tahun 2003 pada umur 17 tahun.
Menjadi pemain bola adalah cita-citanya sejak kecil, bahkan dukungan dari orang tua da keluarga diberikan didapatkan secara full.
"Dulu sepak bola itu paling bergengsi. Semua orang bercita-cita jadi pemain sepakbola. Pokoknya paling top." Ujarnya.
Dengan bergabung ke Tim Junior, katanya, ia menjadi semakin dikenal. Banyak gadis yang bahkan tergila-gila padanya. Ia kadang bersemangat dengan itu semua.
Di Persma Junior ia konsisten menjaga performanya sehingga beberapa tahun kemudian ditarik ke tim Inti dan sempat bermain beberapa kali dari bangku cadangan.