Mohon tunggu...
Fauji Yamin
Fauji Yamin Mohon Tunggu... Foto/Videografer - Tak Hobi Nulis Berat-Berat

Institut Tinta Manuru (faujiyamin16@gmail.com)

Selanjutnya

Tutup

Money Artikel Utama

Si Burung Besi yang Kehilangan Langit

7 Agustus 2020   21:26 Diperbarui: 9 Agustus 2020   06:02 1596
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Foto: Dokumentasi Pribadi
Foto: Dokumentasi Pribadi
Di Lokasi Cek In, masih sedikit segar. Masih ada penumpang yang terlihat antri, duduk dengan protokol sosial distancing, bahkan ada yang tidur menunggu jadwal penerbangan.

Setelah itu, kawan saya diarahkan melakukan rapit test di lantai satu. Alhasil kami turun, di lantai yang benar-benar tak ada penerangan sama sekali di depan gate kedatangan. Gate nya para pengusaha bus dan travel.

Sembari mengikuti garis kuning yang menunjukan lokasi rapit test, saya memilih bertahan sebentar di luar hanya untuk memastikan apakah ada penumpang yang datang melalui pintu ini dan apakah ada bus atau travel yang beroperasi. Dan, memang benar tak ada. Saya memilih masuk menengok proses rapit tes yang tersedia di sudut khusus.

Proses ini sendiri dilakukan dengan menscane barcode, mengisi formulir data diri, mengantri, melakukan tes dan keluar hasil membutuhkan waktu kurang dari 20 menit. Hasil ini kemudian di serahkan lagi ke pihak maskapai di counter. 

Sambil menunggu waktu penerbangan, kami memilih mengobrol di luar. Mungkin karena sepanjang kami di bandara rasa parno begitu menguasai. Kami berpikir ini adalah sangat rentan terpapar.

Di sini saya terpaku pada papan informasi penerbangan. Betapa mengejutkan ketika list penerbangan yang tersedia terbaca berisi kalimat " dibatalkan" memenuhi papan informasi tersebut. 

Foto: Dokumentasi Pribadi
Foto: Dokumentasi Pribadi
Hanya ada beberapa daftar yang menunjukan delay, sudah berangkat dan landing. Betapa tidak, list ini menjawab semua hal yang di alami selama 2 jam di lokasi ini. Bayangkan saja berapa kerugian dari bisnis yang juga merupakan sektor andalan ini.

Padahal sebagai salah satu sektor PDB, si burung besi memiliki dampak multiplyaer efek pada sektor seperti parawisata, dapat meredam laju inflasi karena efek dari distribusi barang dan jasa terutama ke daerah-daerah terpencil serta meningkatkan daya beli masyarakat.

Pembatalan penerbangan otomatis pengembalian (refund) yang tak sedikit. Ditambah opsi rescedule sangat tidak mungkin dilakukan dengan tingkat penggunaan atau jumlah penumpang yang rendah.

Seperti yang tercatat pada tahun 2017 jumlah penumpang baik wisman maupun lokal sekitar 128 Juta dengan jumlah kargo mencapai 1.1 juta. Sementara pada periode April yang dikutip dari Tirto Id, tercatat terjadi penurunan sebesar 0.84 juta penumpang domestik atau turun dari sebesar 81.7 persen. Sementara wisman turun sebesar 95.53 persen.

Pada periode Juni 2020,berdasarkan laporan BPS 2020, jumlah penumpang di beberapa bandara tercatat tak terjadi kenaikan secara yang signifika. Total jumlah penumpang di bandara Polania, Soetta, Juanda,Ngura Rai, Hasanudin per Juni sebesar 318. 967 ribu orang meningkat 7.3 dari periode Mei sebesar 43.153 ribu orang.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Money Selengkapnya
Lihat Money Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun