Mohon tunggu...
Fauji Yamin
Fauji Yamin Mohon Tunggu... Foto/Videografer - Tak Hobi Nulis Berat-Berat

Institut Tinta Manuru (faujiyamin16@gmail.com)

Selanjutnya

Tutup

Sosbud Pilihan

Si Tuan Bernama Jempol

5 Agustus 2020   11:37 Diperbarui: 5 Agustus 2020   11:42 292
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Dunia informasi dan teknologi bertransformasi dengan cepat. Dulu, untuk memberi kabar atau menyampaikan perasaan, kertas menjadi lakon picisan yang tersirat di dalamnya, Kantor Post menjadi mak comblang yang setia. Atau, untuk bertitip pesan dan kabar, RRI begitu mengudara menembus langit. Suara-suara mereka mampu menembus hutan belantara di setiap desa.

Sekarang semua berbeda, surat dan radio sudah terbungkus sudah usang termakan jaman. Walaupun ada rindu dan niatan di jayakan kembali, tapi tak lagi sama. Ia sudah menjadi cerita perkembangan jaman.

Hadirnya alat komunikasi yang memadai, praktis dan efisien, alias handphone yang beken di sebut gadget merubah pola peradaban dunia ke arah yang baru. Dan, aplikasi pendukung seperti medsos mulai bermunculan. Jaringan-jaringan telekomunikasi hadir menawarkan solusi.

Terciptalah peradaban baru. Saya menyebutnya, kepala tertunduk dengan warga negaranya di sebut nitizen tanpa kepala negara, Menteri dan pembantu-pembantunya. 

Peradaban ini unik karena segala fakta sosial di dunia nyata di abaikan. Bahkan saat menulis artikel ini, saya tak peduli orang-orang di samping saya yang sedang asik ngopi. Mereka dan saya punya senjata utama, bahkan lebih ngeri dari nuklir milik Korea Utara atau pesawat tanpa awak milik Amerika, tuan jempol.

Tuan jempol ini punya ciri khas karena mewakili emosi, cinta, bacot, hoax, perasaan, pikiran dari seorang manusia. Tapi ia bukan Tuhan, sebab tuan jempol ialah ciptaan Tuhan.

Tuan jempol punya sisi positif dan negatif. Sisi positifnya ia bisa mewakili pikiran seseorang untuk menebarkan kebaikan. Mengajak nitizen berbagi, berbuat dan bertindak sebagai manusia. Kadang tak segan-segan ia ingin manusia kembali menjadi manusia.

Sisi negatifnya, ia egois, mau menang sendiri. Suka bikin gaduh dan senang memperkeruh suasana,tak suka di kritik, lebih tau segalanya. Tuan Jempol tak peduli, mau presiden, tokoh terkenal atau wong cilik di sikatnya. 

Sahabat terbaiknya tools gadget, mereka berdua sahabat sejati yang di idam-idamkan manusia.

Itulah cerita singkat peradaban dunia kepala tertunduk dengan tuan mulia bernama si jempol.

****

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Sosbud Selengkapnya
Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun