Mohon tunggu...
Fauji Yamin
Fauji Yamin Mohon Tunggu... Foto/Videografer - Tak Hobi Nulis Berat-Berat

Institut Tinta Manuru (faujiyamin16@gmail.com)

Selanjutnya

Tutup

Sosbud Pilihan

Bagian Terpotong yang Terlupakan

9 Agustus 2020   17:32 Diperbarui: 10 Agustus 2020   21:26 251
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Memancing di Pelabuhan Tembal Halmahera Selatan (Dokumentasi pribadi)

Setiap kali kembali ke Kampung, saya punya kebiasaan. Ngopi di pantai, mancing serta berburu gurita, ikan, da kerang.

Tak ada yang lebih nikmat dari itu. Jika sorenya mancing atau menikmati senja maka malamnya kami berburu. Mungkin karena lahir dan dibesarkan di pesisir hingga sesuatu yang berbau pesisir selalu menjadi perhatian.

Sudah menjadi rahasia umum bahwa Indonesia adalah negara kepulauan. Pengakuan itu dimantapkan lewat dari UNCLOS 1982, yang kemudian diratifikasi oleh Indonesia dengan Undang-Undang No.17 Tahun 1985.

Berdasarkan UNCLOS 1982, total luas wilayah laut Indonesia seluas 5,9 juta km2, terdiri atas 3,2 juta km2 perairan teritorial dan 2,7 km2 perairan Zona Ekonomi Eksklusif, luas tersebut belum termasuk landas kontinen. Tercatat hampir 16.056 pulau di Indonesia dengan sekitar 60 juta jiwa penduduk hidup di radius 50 KM dari garis pantai (KKP 2017).

Mata pencaharian masyarakat pesisir ialah adalah nelayan. Tentu saja, namun tidak semerta-merta mereka semua adalah nelayan. Melainkan juga bekerja sebagai petani. Di daerah saya, Maluku Utara, banyak dari mereka yang juga berprofesi sebagai petani kelapa, cengkih dan pala.

Profesi nelayan sendiri dilakukan secara sambilan. Namun, di wilayah-wilayah produksi seperti Ternate, Tidore, Maitara, Halmahera Selatan, Jailolo dan Morotai ada sebagian yang bekerja full sebagai nelatan.

Ketertarikan saya pada masyarakat pesisir telah membawa saya terlibat dalam berbagai kegiatan dan perjalanan. Hal yang saya sukai ialah kehidupan orang-orang nya, kehidupannya. 

Saking tertariknya, banyak kejadian-kejadian yang tercipta. Misalnya, setelah lulus SMA, saya mendaftarkan diri ke Perguruan Tinggi dan memilih jurusan Perikanan dan Kelautan. Namun karena latar belakang saya dari IPS hal itu menjadi tak mungkin.

Lewat perdebatan panjang karena ngotot ingin tetap di jurusan ini, sebelum akhirnya mengalah dan memilih jurusan ekonomi. Namun, bukan berarti tak ikhlas. Lewat jurusan ini banyak hal yang justru dapat dikembangkan dari sisi kesejateraan. 

Kajian-kajiannya menjadi luas dan beberapa kegiatan sebagai track record pernah dilakukan saat mahasiswa. Misalnya, saat berhasil melakukan Bina Desa Pertama kali dan menjadi patokan dan kewajiban bagi semua fakultas 2 tahun berikutnya. Program yang akhirnya dimasukan ke Dipa. 

Atau mengadvokasi beberapa nelayan di Halmahera Selatan yang kehilangan tempat labuh karena kebijakan pembangunan demi mengejar kegiatan nasional yang dipusatkan di daerah tersebut, serta mengadvokasi pelarangan pemakaian pukat harimau di Kabupaten Sanana.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Sosbud Selengkapnya
Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun