Siang tadi, grup Whatsapp remaja mesjid (remas) mendadak ramai. Grup ini ialah grup aktif bagi anak-anak remas. Dan bertambah ramai jika ada acara-acara keagamaan dan perayaan hari besar.
Pada setiap Idul Adha 1441 H di lingkungan kami, Kelurahan Tanah Tinggi, Kota Ternate, anak-anak remas biasanya sudah melakukan persiapan satu minggu sebelumnya. Pembersihan mesjid hingga pembentukan panitia kurban.
Hampir setiap tahun mereka menjadi panitia kurban. Siang tadi segala bentuk persiapan dilakukan. Nampak mereka mengirimkan foto kroscek penerima kurban dan pencatatan kupon yang disesuaikan dengan list penerima.
Yap, pekerjaan itu sudah di mulai sejak Tahun 2008 hingga 2015 dan 2019. Tahun 2016, 2017,2018 dan 2020 tidak terlibat langsung karena menempuh pendidikan di Kota Bogor dan tak pulang karena pandemi dan kondisi keuangan untuk membeli tiket pesawat.
(Akan dibahas pada: Artikel Pengalaman Menjadi Panitia Qurban)
Kondisi kekosongan ini pula yang menjadi satu pembahasan di grup. Tentang siapa yang bakalan melakukan penimbangan yang kadang menyiutkan nyali karena beban yang diemban. Takaran harus adil, tak boleh kurang tak boleh lebih. Selain pembahasan itu, beberapa kesalahan di tahun kemarin juga turut menjadi perhatian.Â
Yap, saya baru mengetahui bahwa Jumat (31/07) ialah Hari Raya Idul Adha saking terkurungnya situasi di kosan. Bahkan demi meyakinkan diri, keluarga dan teman dihubungi untuk memastikan bahwa Jumat ini, benar-benar Hari Raya Idul Adha 2020.
Selain itu, karena pandemi banyak mahasiswa yang memilih pulang kampung dari bulan Maret dan April sehingga suasana di lingkungan indekos tak seramai biasanya. Di kos sendiri hanya ada dua penghuni, saya dan salah satu teman dari Jawa Timur.
Tak ada aktivitas yang mencerminkan suasana Idul Adha. Masjid yang biasanya digunakan untuk salat sejak April lalu juga tak nampak ada aktivitas. Hanya beberapa masjid yang jauh dari kosan yang terdengar memutar takbir.Â