Mohon tunggu...
Fauji Yamin
Fauji Yamin Mohon Tunggu... Foto/Videografer - Tak Hobi Nulis Berat-Berat

Institut Tinta Manuru (faujiyamin16@gmail.com)

Selanjutnya

Tutup

Sosbud Pilihan

Medsos dan Ajang Adu Pengetahuan

3 Agustus 2020   06:52 Diperbarui: 3 Agustus 2020   07:33 259
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Di IG, Youtub, Twitter juga demikian. Akun-akun gosip menjadi langganan utama yang laris manis di serbu. Etis dan etika tak lagi menjadi pilihan, apalagi jika artikelnya, video dan postingan berisi kasus-kasus para pesohor atau menyentil para publik figur. 

Ajang adu pengetahuan menjadi begitu masif. Padahal, tak berarti apa-apa dan justru lebih banyak merugikan karena harus berurusan dengan hukum. 

Lantas apakah yang salah?

Pertanyaan itu sering hinggap setiap kali membaca artikel atau berinteraksi di media sosial. Ada semacam lingkungan baru pada pola kehidupan di medsos. Dimana rasional, etika dan norma tidak berlaku. Mungkin, UU IT sedikit menekan kondisi ini tetapi tidak dapat menjamah semua aspek.

Bagi saya sendiri ada 2 aspek utama selain aspek penting lainnya. Yakni, lemah kontrol diri. Yap kontrol diri berhubungan dengan emosional seseorang. Jika ia mampu mengontrol diri nya, maka akan ada keputusan dan timbang rasa yang  ia gunakan untuk opsi dalam bertindak. Ia akan tau kapan menyampaikan gagasan dan kapan ia menarik diri. Ia  tak terpengaruh untuk ikut beradu argumen atau meninggalkan jejak.

Lemahya kontrol diri menyebabkan seseorang tergerak untuk ikut bagian memyampaikan pendapat pada sebuah forum. Ia, sangat gampang terpengaruh pada isu-isu yang seharusnya diselidiki terlebih dahulu. Karena sangat fatal jika hanya membaca atau menelah satu sumber dan mengabaikan sumber lain. 

Sifat kritis yang disampaikan kadangkala menjadi bumerang yang berujung pada adu pengetahuan semu antar sesama. Sehingga, terkadang yang hadir ialah konflik. 

Kedua, lemahnya memposisikan diri bagian yang menurut saya bertalian dengan sikap. Sikap sebagai pengguna medsos. Kita perlu  sikap memposisikan diri dalam sebuah group atau postingan yang melibatkan banyak pemikiran. Jika pembahasan memanas, kita perlu menghadirkan gagasan yang sejuk dan mendamaikan. 

Sebab,terkadang saya menemukan banyak kasus sikap memposisikan diri tidak mencerminkan kapasitas yang di miliki seseorang. Bahkan sebagai tokoh publik atau panutan sekalipun. Pejabat ikut adu bacot karena terpancing dan merasa di rendahkan, mahasiswa sok punya banyak ilmu padahal baru 1 atau 2 buku di baca. Pekerja partai saling lapor karena kesalapaham sepele, organisasi-organisasi bertikai hanya karena beda pendapat di kolom komentar. Bahkan, dosen yang kadangkalah tak mencerminkan diri sebagai guru.

Kecerdasan dalam bermedsos perlu hadapi secara bijak. Tujuan menggunakan dalam berinteraksi di medos tanpa hukum ini perlu di tetapkan agar tidak salah kaprah dalam dan salah guna bermedsos. Semha itu adalah pilihan pada diri**

Terima kasih

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Sosbud Selengkapnya
Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun