Mohon tunggu...
Fauji Yamin
Fauji Yamin Mohon Tunggu... Foto/Videografer - Tak Hobi Nulis Berat-Berat

Institut Tinta Manuru (faujiyamin16@gmail.com)

Selanjutnya

Tutup

Sosbud Artikel Utama

Semalam Bersama Nelayan Pole and Line

12 Juli 2020   23:18 Diperbarui: 13 Juli 2020   20:15 996
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Dokpri. Kegiatan Memancing Pole and Line

Izin didapatkan, tinggal menemui para kapten kapal dan meminta restu mengikuti aktivitas mereka. Alhasil, saya bertemu dengan salah satu kapten kapal, Pak Lukman, pria berumur 65 tahun ini bahkan menawarkan diri agar saya ikut di kapalnya.

Tentu saja saya senang bukan main. Apalagi, ini perihal memancing yang sudah menjadi hobi saya sejak kecil sejak pertama kali diajak memancing menggunakan perahu bersama kakek.

Kapal yang saya ikuti kali ini ialah kapal dengan tonase 30 Gross Ton (GT). Perlu diketahui bahwa,ukuran kapal disini ialah 6-40 GT dengan jumlah ABK bervariasi. Dari 6 orang hingga rata-rata 25 orang. Sistem penangkapan yang dilakukan ialah Pole and Line. Dimana metode ini sering digunakan di Indonesia dan bisa ditemukan di wilayah-wilayah produksi tangkap.

Sesuai perjanjian saya dengan Pak Lukman, saya kemudian datang lagi keesokan setelahnya dan menemui beliau di Kantor Syahbandar. Kebetulan pada pertemuan sebelumnya, kepala syabandar atau biasa disapa pak haji sudah menjalin keakraban dengan saya. 

Pak haji kemudian menitipkan saya kepada pak Lukman dan diberikan alat keamanan yakni safety life alias jaket renang. Sejam kemudian saya sudah di geladak. Saya kemudian diarahkan untuk sekamar bersama kapten di belakang kemudi kapal. Kamar ini khusus buat kapten dan bendahara kapal. Sedangkan ABK punya tempat sendiri di belakang.

Sembari menunggu, saya berkenalan dengan para penghuni kapal. Satu demi satu saya mengakrabkan diri sebab merekalah yang nantinya menjadi teman dalam perjalanan kali ini.****

Awal Perjalanan
Tepat pukul 16.00, kapten kapal mulai mengarahkan para ABK melepaskan tali. Mesin-mesin dihidupkan. Sebelum berangkat, hampir sejam mereka melakukan pemuatan bahan logistik. 

Mulai dari Es balok, minyak solar, minyak tanah dan tentu saja perlengkapan utama beras, telor, mi instan, air bersih, air palka, kopi, rokok, bumbu makanan dan rokok. Yang terakhir ini menarik, Bendahara kapal yang sudah membeli rokok akan membagikan perbungkus kepada ABK. Rokok itu harus awet hingga kembali lagi ke pelabuhan pendaratan.

Bersama Syahbandar dan Kapten Kapal|Dokpri
Bersama Syahbandar dan Kapten Kapal|Dokpri
Kapal bertonase 30 GT hasil bantuan KKP ini kemudian menerjang gelombang. Tujuan pertama ialah mengambil umpan di Desa Bajo. Dimana bagan-bagan penangkapan teri berada. Perjalanan memakan waktu 1-1,5 Jam tergantung kecepatan kapal.

Sesampainya di lokasi, nelayan tidak langsung mengambil umpan. Mereka menunggu hingga besok subuh sekitar jam 03.00 WIT. Selain itu, proses penangkapan ikan teri di tambak juga dilakukan pada malam hari. Kapal kemudian berlabuh ke samping tambak sembari menunggu hasil tangkapan ikan teri oleh nelayan petambak.

Es Balok,Opersional penting nelayan|Dokpri
Es Balok,Opersional penting nelayan|Dokpri
Bermalam di Bagan
Sembari menunggu memuat teri, para ABK terutama juru masak mulai menyiapkan makanan. Klasifikasi ABK dibagi berdasarkan tugasnya masing-masing.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
  6. 6
Mohon tunggu...

Lihat Konten Sosbud Selengkapnya
Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun