Mohon tunggu...
Fauji Yamin
Fauji Yamin Mohon Tunggu... Foto/Videografer - Tak Hobi Nulis Berat-Berat

Institut Tinta Manuru (faujiyamin16@gmail.com)

Selanjutnya

Tutup

Sosbud Artikel Utama

Begini Cara Kami Pulang Kampung

9 Juli 2020   11:38 Diperbarui: 9 Juli 2020   14:35 584
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Setelah mengetahui informasi, malamnya kita tidak bisa begadang atau minimal ketika tidur kita terlebih dulu berpesan agar di bangunkan tepat saat Sholat Subuh. Jika tidak, maka anda dipastikan gagal berangkat karena speed boat terlebih dulu berangkat. Jam-jam ini bisa berubah jika tiba hari raya. Penumpang bisa bermalam atau datang mulai pukul 1 malam hanya  agar tidak ketinggalan.

Speed boat akan berangkat pada pukul 05.30 atau 06.00 WIT setelah mendapat ijin oleh KPLP atau petugas pelabuhan dengan selembar kertas ijin berlayar.

Dokpri. Penumpang yang duduk di atas Kapal
Dokpri. Penumpang yang duduk di atas Kapal
Sesaat sebelum berlayar, ABk maupun kapten kapal akan menyuruh penumpang duduk di dalam. Sebab, kami para penumpang entah kebiasaan atau budaya lebih suka duduk di atas speed boat ketimbang di dalam speed boat yang tersedia kursi-kursi. Atas hal ini pula, masyarakat sering melabeli kami dengan suku bandel dan pemberani. 

Situasi ini terjadi setiap hari, baik lautan sedang buruk maupun tidak. Setelah keluar dari pelabuhan dan melewati celah antar pulau Maitara dan Tidore, penumpang baik orang dewasa, anak kecil, pria maupun wanita bergegas keluar dan duduk di atas speed boat. Bagi yang tidak kedapatan tempat maka ia tetap berada di dalam.

Perjalanan menggunakan speed boat penuh suka dan duka. Dukanya, kita yang duduk di atas harus rela kepanasan dan di musim ombak, nyali kita harus kuat. Saat ombak-ombak menghantam bodi atau speed boat oleng ke kiri atau kanan. 

Sukanya, kita di manjakan oleh gugus pulau-pulau yang di lewati, mata termanjakan dengan ikan-ikan terbang yang melayang di udara serta lumba-lumba yang bermain di bawah kapal.

Dokpri. Salah seorang nelayan di depan Pulau Tidore
Dokpri. Salah seorang nelayan di depan Pulau Tidore
Saya, salah satu orang yang menikmati pemandangan ini. Percikan ombak, benturan geladak kapal memecah ombak, nyayian merdu pecahan ombak terasa begitu menyegarkan jiwa. Angin sepoi-sepoi menjadi pelengkap. Sumber-sumber inspirasi berdatangan silih berganti. Tentang aku, Mimpi dan harapan.

Setelah melewati Pulau Maitara, Tidore, dan Mare, persinggahan pertama speed boat ialah pulau Moti. Pulau ini Masuk Wilayah Administrasi Ternate alias wilayah Kesultanan Ternate. Pulau ini ialah pulau sejarah dimana empat kesultanan melakukan pertemuan untuk bergabung ke Indonesia. Pertemuan itu di kenal dengan Moti Verboun.

Di sini terdapat dua kampung yang di singahi. Satu memiliki jembatan semi beton yang ketika speed boad akan sandar harus memasuki celah antar karang yang dipecahkan untuk jalan masuk dan satunya harus menggunkan sampan ke bibir karang karena tida bisa di masuki.

Dokpri. Membeli jajanan
Dokpri. Membeli jajanan
Di sini anda bisa membeli bekal jika kehabisan bekal. Krena salah satu sumber penghasilan pedagang makanan disini ialah dengan menawarkan jajajan kepada penumpang baik yang pergi ke kampung atau pulang .

Setelah selesai menunrunkan penumpang, speed boat akan melanjutkan perjalanan ke Pulau Makian alias Makian Luar. Desa yang di singgahi ialah desa Sabale, Talapao, Mateketen (Desa Saya), Tagono, Ombawa dan Bobawa serta Malapa.

Dari semua desa itu hanya Malapa, desa terakhir yang memiliki jembatan selebihnya tidak ada. Ketika turun maka jangan harap kami turun seperti turun dari pesawat. Menarik koper, menenteng tas, sepatu bersih ditambah kacamata hitam. Duh keren...

Penumpanh Turun. Dokpri
Penumpanh Turun. Dokpri
Turun di desa ini terutama desa saya anda harus rela basah-basahan alias mandi. Jika dalam musim ombak anda bakalan basah kuyup dari kepala sampai rambut atau bisa menggunakan sampan ya walaupun basah juga. Jika tidak musim ombak anda akan basah hingga pinggul. artinya ya basah. Maka jangan berpikir pakai sepatu atau celana panjang. wkwkw

Kondisi ini setiap hari di rasakan masyarakat untuk pulang dan pergi mereka dan kami butuh perjuangan. Tidak adanya jembatan dan moda transportasi sebagai pilihan menjadikan keadaan ini sudah di maklumi oleh masyarakat.

Banyak janji pembangunan yang di galakan,bauk pemerintah maupun politisi. Pada musim kampanye,janji-jani diumbar akan tetapi tak kunjung terealisasi. Bahkan setingkat aliran listrikpun tidak nyala 24 jam alias setengah hari. Jalan darat? apalagi sejak pembukaan jalan 2003 silam hingga kini tak ada perkembangan.

Naik Menggunakan sampan. Dokpri
Naik Menggunakan sampan. Dokpri
Begitulah cerita perjalanan kami di Indonesia Timur. Apapaun itu, perjalanan selalu menyenangkan dan banyak hal yang dapat dipelajari.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Sosbud Selengkapnya
Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun