Mohon tunggu...
Fauji Yamin
Fauji Yamin Mohon Tunggu... Foto/Videografer - Tak Hobi Nulis Berat-Berat

Institut Tinta Manuru (faujiyamin16@gmail.com)

Selanjutnya

Tutup

Nature Artikel Utama

Topo dan Komoditas yang Hilang

9 Oktober 2019   07:48 Diperbarui: 9 Oktober 2019   18:01 355
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Namun, guna untuk mengefesiensi waktu, moda ini banyak menjadi pilihan ketimbang menunggu kapal ferry yang harus memakan waktu 2 jam. Padahal, untuk menyebarang ke pulau Tidore hanya membutuhkan waktu 10-15 menit saja dengan menggunakan speed boat maupun kapal kayu.

Perjalanan ini sebenarnya tidak mulus-mulus amat. Malam sebelum berangkat, kami sudah menghitung jarak dan waktu perjalanan. Tetapi baru saja sampai ke Tidore, kami sudah tekor alias salah perhitungan. Maklum saja, sudah lama tak berkunjung ke Tidore menggunakan moda transportasi ini.

Sebelum ke desa Topo, kami mampir sebentar di Kelurahan Rum. Bersua kawan lama di perantauan, sembari basa-basi dan diskusi ringan tentang perkembangan Maluku Utara.

Tepat pukul 11.20 kami bertolak, melanjutkan niatan ke desa Topo. Tapi sebelum itu, mampir sebentar menghirup aroma pantai di Soasio, pusat Kota. 

Ditemani secangkir kopi dan sepiring sukun panas yang cekatan di suguhkan tuan rumah, lahapan demi lahapan terasa begitu nikmat. Aroma laut dari pecahan buih-buih ombak menerjang karang menjadi aroma terapu alami.

Sejam lebih kami terbuai. Sebelum, dikagetkan dengan tujuan kami oleh seorang teman yang kebetulan ingin ikut. 

Masalah berikut yang kami hadapi adalah, desa Topo mana yang akan kami kunjungi. Maklum, Kelurahan Topo sendiri ada 3, Yakni Topo 1, 2, dan 3. Dan jika salah mendapatkan informasi, sudah tentu kami salah arah dan tujuan.

Terkendalanya akses informasi menjadi salah satu faktor utama. Teman yang ingin kami temui tidak dapat dihubungi. Padahal, kampung yang terletak di ketinggian 500 MDPL tersebut harusnya dapat menjangkau jaringan.

Setelah mendapatkan informasi, kami pun bergerak. Dan kata orang tidak gampang melakukan sebuah perjalanan. Yap, kami harus berhati-hati karena jalan yang kami lalui memiliki kemiringan 45 derajat. Kendaraan yang kami naiki juga bukan didesain untuk tanjakan-tanjakan terjal seperti ini.

Sebenarnya, untuk ke Topo ada kendaraan penumpang yang naik ke atas. Namun, kendaraan tersebut tidak selalu ada, sehingga harus menunggu beberapa jam.

Drama demi drama kami alami. Kendaraan kami tumpangi tak mampu menanjak, sehingga salah seorang dari kami harus bolak-balik layaknya abang ojek.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
Mohon tunggu...

Lihat Konten Nature Selengkapnya
Lihat Nature Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun