Mohon tunggu...
Fauji Yamin
Fauji Yamin Mohon Tunggu... Foto/Videografer - Tak Hobi Nulis Berat-Berat

Institut Tinta Manuru (faujiyamin16@gmail.com)

Selanjutnya

Tutup

Humaniora Pilihan

Berwisata di Atas Laut

17 September 2017   03:52 Diperbarui: 17 September 2017   05:13 613
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Humaniora. Sumber ilustrasi: PEXELS/San Fermin Pamplona

Laut itu tempat wisata paling menarik, apalagi dengan speedboat. 

Mungkin terkesan aneh, tetapi tidak bagi mereka yang mendiami pulau-pulau di wilayah timur Indonesia.

sebagai negera kepulauan, transportasi laut adalah salah satu mode yang paling ideal.

mode yang memiki utilitas sempurna untuk perputaran arus barang dan jasa.

Indonesia memiliki garis pantai terpanjang kedua di dunia.  Dengan jumlah masyarakat yang mendiami pesisir pantai sebanyak 140 juta (60%). Dengan disparitas pembangunan antara kota yang tidak seimbang, terutama terkait dengan perputaran ekonomi. Membuat aktivitas ekonomi, harus dilakukan diperkotaan.

Untuk sampai ke perkotaan, masyarakat perlu menyebrangi lautan ganas dengan nasib yang tidak menentu.menggunakan kapal dan speed boat. Dalilnya, agar cepat sampai

Jauh sebelum muncul speed boat, masyarakat menggunakan kapal kayu berkapasitas sedang, bermesin 40 PK. Dan, untuk sampai ke pusat Ibu Kota Provinsi perlu berjam-jam. Ditemani sinar matahari yang membakar ubun-ubun.

Di Maluku Utara, anda sangat gampang menemukan berbagai bentuk speed boat. Berukuran besar dengan kapasitas 60 penumpang sampai yang kecil berkapasitas 10 orang.

Permasalahan yang kemudian sering muncul adalah, over kapasitas alias kelebihan penumpang. Terutama di saat-saat perayaan hari  suci: Idul Fitri maupun Idul Adha. sebuah pemandangan yang luar biasa,  ketika anda harus bangun pukul 04 dinihari dan kejar-kejaran berebut tempat seperti mengejar kereta tujuan Bogor yang terakhir.

Sebagai  salah satu yang juga penikmat speed boat,- terpaksa menggunakannya,  daerah saya belum punya akses jalan, jembatan, bahkan kapal laut  dan jumlah speed boat hanya ada dua-  memilki berbagai macam cerita.   Pemandangan seperti ini adalah wisata yang biasa.  

Kita dapat menemukan bahwa orang terlampau menikmati besaran ombak yang menghantam body-body kapal, seperti orang bule berjemur  di pantai bali. mesin kapal yang mogok , raut-raut wajah penuh beban,  ceria, takut, terbingka dalam satu kali perjalanan.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun